Tangga outdoor berbentuk spiral tersebut bukanlah objek wisata, melainkan bangunan milik pribadi. Meskipun begitu tanggal spiral tersebut kerap dikunjungi wisatawan karena bentuk dan warnanya yang unik. Jumlahnya ada tujuh tangga yang di cat dengan warna cerah. Lalu aku dengan sigap berpose dan mengambil beberapa foto aku dan ibuku disana.
Clarke Quay merupakan salah satu tujuan wisata yang biasanya ramai pada malam hari banyak orang menyebut Clarke Quay adalah pusat hiburan malam di Singapura, dalam konteks yang positif. Lokasinya tepat berada di pusat kota, yaitu tepatnya ada di tepi sungai Singapura (Singapore River).Â
Areanya diisi restoran-restoran, bar-bar, streetfood, dan banyak tempat-tempat duduk untuk bersantai menikmati gemerlap keindahan Gedung-gedung tinggi Singapura di malam hari.Â
Di Clarke Quay ini wisatawan bisa menaiki Singapura River Cruise atau kapal yang berlayar sepanjang sungai Singapura hingga mencapai Marina Bay, Merlion, dan Marina Bay Sands.Â
Aku memilih duduk di sisi seberangnya, jadi dari sini aku lebih jelas melihat keramaian Clarke Quay dengan latar Gedung-gedung tinggi di belakangnya dan kapal-kapal yang melintasi sungai di depanku. Di bagian ini juga tidak terlalu ramai sehingga lebih nyaman.
Saat sedang menikmati suasana, aku dihampiri oleh seorang perempuan muda, dia dengan bahasa inggrisnya berkata kepadaku, "halo, bisakah kami minta tolong? apakah kamu bisa tolong untuk memfoto kami berdua di sini?", katanya sambil menunjuk temannya, aku dengan cepat berkata," yeah, tentu" Dilihat dari wajahnya kedua turis ini sepertinya berasal dari Korea.Â
Selama dua hari ini, aku sering sekali melihat turis asal Korea di Singapura. Juga sempat membaca artikel bahwa Singapura merupakan tempat favorit warga Korea Selatan untuk berlibur. Sepertinya artikel itu memang benar. Sekitar jam 8 malam kami kembali ke hotel, hari ini lelah sekali tapi seru karena kami melihat banyak hal-hal baru.
Di hari ketiga, kami akan mengunjungi sisi bagian barat Singapura yaitu kawasan Universal Studios dan kawasan Japanese and Chinese garden. Karena perjalanan dengan MRT cukup jauh sekitar 1 jam dengan berganti-ganti stasiun, kami sudah bersiap dari pagi hari.Â
Saat sedang sarapan di hotel, kami bertemu dengan seorang ibu-ibu yang berasal dari Palembang, Indonesia. "Saya kesini berdua sama anak saya juga bu, soalnya tiket pesawat lagi murah kan, tapi suami saya gak bisa nemenin karena kehalang kerjaan jadinya cuma berdua",Â
Namanya ibu Desi, ibu satu anak ini juga liburan ke Singapura bersama anaknya berumur 2 tahun yang sedang makan disuapinya, sepanjang sarapan itu itu Ibu Desi dan ibuku mengobrol sampai akhirnya kami berangkat menuju stasiun MRT.