Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, dari berbagai sejarah yang hadir di negara Indonesia, ada satu sejarah penting dan ikut serta menghiasi perjalanan sejarah agama Islam di Indonesia yaitu hadirnya gerakan modernisasi Islam.
Sejak abad ke-19 dan awal abad ke-20, gerakan modernis seperti lahirnya Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama (NU) menjadikan sebuah respon terhadap tantangan perubahan politik, sosial, serta ekonomi. Pengertian serta sejarah tentang gerakan modernisasi Islam akan dirangkum di bawah, simak pembahasannya!
Pengertian Gerakan Modernisasi Islam
Gerakan modernisasi islam merupakan upaya untuk menyesuaikan ajaran islam dengan perkembangan baru yang diakibatkan oleh arus kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dengan pembaharuan tersebut diharapkan umat Islam dapat terbebas dari ketertinggalan.
Sedangkan Mukti Ali mengartikan modernisasi sebagai "upaya menafsirkan Islam melalui pendekatan rasional untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman dengan melakukan adaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi di dunia modern yang sedang berlangsung."
Sejarah Gerakan Modernisasi Islam
Diawali dari abad ke-20 sejalan dengan kembalinya para ulama dari tanah suci setelah proses belajarnya di sana, para ulama telah menyadari bahwa pembaharuan memang lah dibutuhkan. Gerakan secara perorangan sudah dimulai dengan cara membuka madrasah, membuat penerbitan majalah, serta pembuatan organisasi sosial, ekonomi, keagamaan, dan bahkan bergeser ke ranah politik.
Sebagai contoh, di tanah Minangkabau terdapat banyak ulama-ulama yang kompeten dalam ilmu keislaman. Seperti Syaikh Ahmad Khatib yang menjadi pelopor pembaharuan di tanah Minang, beliau menyebarkan pemikirannya dari Mekkah. Ia sangat menentang Thariqat Naqsyahbandiyah dan tentang peraturan adat yang sering dipraktikan.
Ada pula Syaikh Thaher Djalaluddin beliau merupakan guru agama Islam yang mengeluarkan majalah Al-Iman dan mendirikan sekolah Al-Iqbal Al-Islamiyah di Singapura bersama Raja Haji Ali bin Ahmad pada tahun 1908. Majalah Al-Iman sendiri cukup terkenal dengan isi pengetahuan populer, komentar perihal propaganda. Selain hadir dari tanah Minang, ada tokoh kunci lainnya dalam pembaharuan Islam adalah KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah pada 1912, yang berfokus pada pendidikan Islam modern. Pada tahun 1926, NU didirikan oleh KH Hasyim Asy'ari, yang meskipun memiliki akar tradisional, juga menekankan toleransi dan pendidikan.
Pada 1970-an, muncul gerakan Islam politik dengan pendekatan yang lebih radikal, tetapi mayoritas masyarakat Muslim Indonesia tetap moderat. Era reformasi 1998 membuka ruang bagi ekspresi keislaman yang beragam, dengan masyarakat semakin terbuka terhadap pluralisme dan demokrasi.
Seiring waktu, organisasi Islam moderat dan gerakan keagamaan terus berupaya mengintegrasikan Islam dengan perkembangan zaman di tengah masyarakat yang pluralistik dan toleran.