Mohon tunggu...
Dian Siti Marfu'ah
Dian Siti Marfu'ah Mohon Tunggu... -

Hasanuddin University, Biology 2012. @Dians_marfuah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Aku dan Kisah Pondokku

22 Oktober 2016   09:40 Diperbarui: 22 Oktober 2016   10:05 1790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pondok Pesantren Modern Al-Ikhlash yang tepatnya berada di campalagian, kabupaten polewali mandar, provinsi Sulawesi barat merupakan institut tempat saya menimba ilmu pengetahuan selama saya SMA, baik tentang agama maupun ilmu pengetahuan umum seperti yang ada di SMA negeri luar sana.

Di pondok ini banyak hal-hal menarik yang saya alami, pengalaman-pengalaman yang rasanya begitu manis untuk diceritakan. Dan saya yakin pengalaman ini tidak akan pernah kudapatkan jika saya tidak memutuskan untuk sekolah di pesantren .

Hidup di asrama dan menjadi santri memang menyimpan banyak cerita unik dan lucu, disamping karena kita diatur oleh aturan yang sangat ketat, kami juga diajari untuk lebih dapat mengatur waktu kita dengan baik, belajar memahami teman-teman sekamar ataupun seasrama kita serta membudidayakan antri. Betapa tidak, setiap hal-hal yang dilakukan di pondok itu harus antri, mau makan antri, mau mandi antri, mau menyetrika antri, pokoknya serba antri deh :D

Tapi tak mengapa, hal itulah justru menjadi cerita menarik untuk diceritakan kepada orang-orang yang tak pernah mengenyam pendidikan pesantren seperti kami, para alumnus pesantren.

Saya masih ingat hari pertama saya melakukan registrasi pendaftaran SMA Pondok Pesantren Modern Al-Ikhlash, pada hari itu rasanya saya begitu canggung menggunakan tudung kepala alias jilbab, rasanya aneh menempatkan kain itu di kepala saya. Karena memang notabenenya saya adalah anak smp yg baru saja lulus dan tidak memakai jilbab sebelumnya.

Hari demi hari kujalani di pondok ini, banyak suka duka yang telah kualami selama menjadi seorang santriwati, mulai dari melanggar tidak berbahasa, pacaran tapi hanya bisa bicara dalam jarak 2-3 meter, sembunyi di kamar mandi karena malas sholat di mesjid, pura-pura sakit karena malas ke sekolah, sampai membobol makanan di dapur pada saat tengah malam:D

Oke, let’s begin from language, seperti pesantren pada umumnya, di pesantren saya hal yang paling ditonjolkan itu adalah bahasa. Anak pesantren memang agaknya lebih terkenal dengan kefasihannya berbahasa arab dan inggris. Dan hal itu pulalah yang menjadi nilai plus bagi kami para santri. Itu karena para santri memang diwajibkan memakai kedua bahasa tersebut dalam kesehariannya.

Terkhusus di pesantren saya, setiap santri diwajibkan memakai bahasa inggris dan bahasa arab yang diseimbangkan setiap minggunya. Dan untuk para santri baru, berbahasa baru diwajibkan setelah 3 bulan berselang dari penerimaan santri baru, dan tentunya para santri baru telah mendapat kursus untuk dijadikan modal dalam menggunakan kedua bahasa tersebut sebelumnya.

Masih kuingat diriku yang sangat terkejut ketika kakak-kakak OSPI from markas bahasa mengumumkan bahwasanya para santri baru mulai berbahasa *anyway OSPI itu akronim dari Organisasi Pesantren Al-ikhlash kalo di SMA biasa kita sebut sebagai OSIS* jujur pada saat itu rasanya saya belum siap, saya dengan modal kosa kata yang masih sangatlah minim tidak mungkin bisa menggunakan bahasa itu dalam keseharian saya serta lolos dari jasus. Jasus itu berasal dari bahasa arab yang kurang lebih artinya mata-mata, nah jasus inilah yang bertugas untuk mencatat secara diam-diam nama-nama orang yang melanggar bahasa, kemudian mengumpulkannya kepada kakak2 devisi markas bahasa atau mahkamah luggo. Dan setelah itu nama-nama tersebut akan diumumkan dimesjid kemudian satu persatu dari pelanggar tersebut akan disidang oleh kk2 devisi markas bahasa *sidang? Ngeri yah :D*

Dan karena pada hari itu sudah ditentukan bahwa santri baru sudah berbahasa, mau tidak mau saya juga harus berbahasa, walaupun awalnya itu terasa sangat kaku dan kalo saya ingat sekarang itu rasanya mau ketawa karena kita santri baru terkadang berbahasa dengan kaidah bahasa inggris dan bahasa arab yang sangatlah payah :D. Tapi sejujurnya hal itu tidak terlalu banyak terjadi padaku *tsahh, kebanyakan yang sering berbahasa tapi kedengarannya lucu karena aneh itu para bocah ingusan anak kelas satu smp. For example : ana uridu a’kulu fil “ma billugatul Arabia kantin”. Sebenarnya kalimat ma billugatul Arabia itu artinya apa bahasa arab dari kata bla bla bla, tapi karena memang dasar bocah ingusan yang tidak terlalu mengerti akan kalimat itu, seolah-olah kata itu dijadikan password untuk dapat berbahasa Indonesia.

Selama menjadi santri baru, nama saya cukup sering diumumkan di mesjid setelah sholat isya karena pelanggaran bahasa. Tapi Alhamdulillah saya tidak pernah mengenakan jilbab tambal-tambal hijau plus dipajang pada saat upacara bendera. Hmm, sedikit kujelaskan disini di pesantren saya, khusus untuk para pelanggar aturan yang cukup berat itu mempunyai sanksi khusus, sanksi yang jika dilihat dari sudut mana saja akan terlihat dengan sendirinya bahwa ini adalah santriwan atau santriwati pelanggar aturan. Jilbab tambal Warna merah untuk devisi BAPENTA (Badan Penerimaan Tamu), Hijau untuk Devisi markas bahasa, orange untuk Devisi ta’mir mesjid *dalam hal ini malas kemesjid dll*, ungu untuk pelanggar Devisi kemanan karena pacaran atau berkelahi, dan yang paling cantik iu dari KKO warna pink, devisi KKO itu yang mengatur tentang olahraga dan keterampilan para santri. Sejauh ini jilbab yang pernah saya kenakan itu hanya jilbab pink, dan ironisnya jilbab itu saya kenakan takkala aku saya sudah mencapai posisi puncak saya dalam keorganisasian OSPI when I was a secretary of OSPI. Karena apa? Nantilah saya ceritakan dibawahJ.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun