Mohon tunggu...
Dian Sigra Lestari
Dian Sigra Lestari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasisqa

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ternak Kambing Perah di Desa Gebang

2 Desember 2024   17:46 Diperbarui: 2 Desember 2024   18:14 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi study lapangan ternak kambing perah

Ternak Kambing Perah Di Desa Gebang

Di Desa Gebang, Kecamatan Gebang, Purworejo, usaha ternak kambing perah semakin berkembang.  Bapak Estu Pratomo, seorang anggota polisi, memulai usaha ini pada 2019 dan kini memiliki puluhan ekor kambing. Usahanya, Joesman Farm, memanfaatkan pakan lokal yang melimpah dan menghasilkan susu serta anak kambing sebagai sumber pendapatan. Ia berharap usaha ini dapat mengubah pandangan masyarakat tentang potensi ternak kambing yang menguntungkan dan membuka lapangan pekerjaan di desanya.

Desa Gebang memiliki potensi yang sangat baik untuk pengembangan peternakan kambing perah. Dengan kondisi alam yang mendukung dan semangat masyarakat yang tinggi, usaha peternakan kambing perah dapat menjadi salah satu komoditas unggulan yang memberikan kontribusi ekonomi signifikan bagi wilayah tersebut.

 Karakteristik Kambing Perah

1. *Kambing Peranakan Etawa (PE)*

   - Merupakan jenis kambing unggulan dengan produktivitas susu tinggi

   - Mampu menghasilkan susu rata-rata 2-3 liter per hari

   - Memiliki adaptasi baik terhadap iklim tropis Indonesia

2. *Kambing Saanen*

   - Bangsa kambing asal Swiss dengan kemampuan produksi susu sangat baik

   - Warna bulu putih dengan tingkat sensitivitas lingkungan rendah

   - Dapat menghasilkan susu mencapai 3-4 liter per hari

Strategi Pengembangan Peternakan

 Lokasi dan Kandang

- Pilih area dengan kondisi lahan yang kering dan memiliki sirkulasi udara baik

- Desain kandang menggunakan konstruksi panggung dengan ketinggian minimal 50 cm

- Berikan atap yang melindungi dari hujan dan panas matahari langsung

- Sediakan tempat pakan dan minum yang terpisah dan mudah dibersihkan

 Manajemen Pembibitan

- Lakukan seleksi induk dengan kriteria:

  * Kesehatan prima

  * Riwayat produksi susu tinggi

  * Memiliki struktur tubuh yang baik

- Gunakan sistem perkawinan yang terkontrol untuk menjaga kualitas keturunan

- Lakukan pencatatan silsilah dan riwayat produktivitas setiap induk

Pakan dan Nutrisi

- Berikan pakan berkualitas dengan komposisi:

  * Rumput segar 60-70%

  * Daun-daunan hijau 10-20%

  * Konsentrat 10-15%

- Sediakan sumber mineral tambahan seperti garam dan kapur

- Jamin ketersediaan air minum bersih dan mencukupi

Kesehatan Ternak

- Lakukan vaksinasi secara berkala

- Praktekkan biosecurity dengan baik

- Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin

- Pisahkan ternak yang sakit dari kelompok utama

Aspek Ekonomi

Potensi Produk

1. *Susu Kambing*

   - Memiliki nilai jual tinggi

   - Dapat diolah menjadi berbagai produk turunan seperti keju, yogurt, dan sabun

2. *Pupuk Organik*

   - Kotoran kambing dapat dijadikan pupuk berkualitas

   - Mendukung usaha pertanian berkelanjutan

Strategi Pemasaran

- Bangun kemitraan dengan koperasi peternakan

- Kembangkan pasar lokal dan regional

- Manfaatkan platform digital untuk penjualan

- Berikan edukasi kepada konsumen tentang kualitas produk

 Berikut adalah Hasil Wawancara dengan Bapak Estu Pratomo, Peternak Kambing di Desa Gebang, Kecamatan Gebang

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya Dian Sudah Lestari dari kelompok 4. Terima kasih, Pak, sudah bersedia meluangkan waktu untuk kami. Izin mewawancarai Bapak terkait budidaya ternak kambing. Bapak memulai usaha ini sejak tahun berapa, dan sudah berapa lama menekuni bidang ini?

Bapak Estu Pratomo

Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Saya memulai usaha ternak kambing ini pada tahun 2019, jadi sudah sekitar 5 tahun.

Mengapa Bapak memilih kambing sebagai hewan ternak untuk dibudidayakan?

Bapak Estu Pratomo:

Saya memilih kambing karena beberapa alasan. Pertama, pakan kambing mudah didapatkan di lingkungan kami. Hijauan di sini sangat melimpah. Kedua, kambing adalah hewan yang permintaannya cukup tinggi dan sangat dibutuhkan masyarakat, baik untuk konsumsi maupun untuk keperluan lain.

Jenis kambing apa yang Bapak budidayakan, dan mengapa memilih jenis tersebut?

Bapak Estu Pratomo:

Saya membudidayakan kambing perah, terutama dengan genetik unggul seperti kambing Peranakan Etawa (PE). Alasannya, kambing perah memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi karena menghasilkan susu dan anakan (cempe) yang bisa dijual.

Bagaimana cara Bapak memperbanyak jumlah kambing di peternakan?

Bapak Estu Pratomo:

Saya memperbanyak populasi kambing dengan melakukan breeding sendiri. Kambing saya kawinkan secara terencana di kandang. Saya juga membuat target populasi yang ingin dicapai dalam periode tertentu.

Apa saja faktor yang memengaruhi pertumbuhan kambing di peternakan Bapak?

Bapak Estu Pratomo:

Faktor utama adalah pakan. Kualitas pakan sangat menentukan pertumbuhan kambing. Selain itu, perawatan juga penting, termasuk teknik pemeliharaan yang baik, pencegahan penyakit, dan perawatan pasca kelahiran. Suhu lingkungan juga berpengaruh terhadap kesehatan kambing.

Penyakit apa saja yang sering menyerang kambing, terutama kambing perah, dan bagaimana cara mengatasinya?

Bapak Estu Pratomo:

Beberapa penyakit yang sering menyerang kambing perah antara lain mastitis (radang ambing), penyakit mulut dan kuku (PMK), serta penyakit parasit seperti kembung atau lato-lato. Cara mengatasinya adalah dengan menjaga kebersihan kandang, memberikan vaksinasi secara rutin, dan memantau kesehatan kambing secara berkala.

Bagaimana cara meningkatkan produktivitas atau kualitas hasil peternakan kambing?

Bapak Estu Pratomo:

Kunci utamanya adalah menjaga kualitas pakan dan memastikan genetik kambing tetap unggul melalui seleksi breeding. Dengan begitu, produksi susu meningkat sesuai target yang diharapkan.

Baik, terima kasih banyak, Pak, atas waktu dan informasinya. Wawancara ini sangat bermanfaat bagi kami.

Bapak Estu Pratomo:

Sama-sama. Semoga informasi ini bisa membantu kalian. Sukses selalu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun