Mohon tunggu...
MD Mom Dyra Juata
MD Mom Dyra Juata Mohon Tunggu... Guru - ASN Penajam Paser Utara

Dyra Juata Menceriakan dunia dengan cerita, menulis adalah hobby sedari SD, apapun tulisannya semoga selalu membawa keberkahan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

My Queen

10 November 2024   19:43 Diperbarui: 10 November 2024   20:11 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bermandikan pancaran terik sinar matahari. Dia selalu berlari kesana dan kemari.

Letih owh tentu jauh dari kata itu. Baterai kehidupannya selalu penuh.

Terlalu kuat untuk berkata lelah. Terlalu ringan untuk beristirahat.

Dia lah Ratu kekuatan di hati ku. Penyemangat di jiwa ini.

Bahkan tak terlintas kata menyerah pada lelah. Ketika dia meminta ini itu padaku.

Yah Ratu kedua ku, "Azmya Ratu Ghinayya".

Kekuatan super. Mungkin agak pantas lah melekat dalam dirinya.

Gasing yang selalu berputar tak henti juga bisa saja.

Cerianya selalu mampu hilangkan gundah gulana ku.

Pancaran mata nya yang begitu kuat menyalang bak elang.

Bibir tipis bersenyum seperti sombong ciri khasnya.

Rambut halus lurus miliknya.

Di tiap sore hari, di saat yang lain bermain dengan sebaya nya.

Ratu ku bermain di sawah milik mbahnya.

Wahhh, bukannya ratu semestinya di Istana.

Istana kami begitu mewah. 

Mepet sawah ya, buka pintu sawah pun buka jendela sawah.

Wajar bukan ratuku akrab dengan persawahan. 

Di sore itu setelah mandi sore. Ratu ku di sawah.

Kami bingung mencari, entah di sawah bagian mana.

Ternyata oh ternyata, di sawah ujung paling ujung sana.

Hanya siluet kecil berwarna putih yang terlihat.

Saat klakson berbunyi, ratu ku berlari.

Dekat, semakin dekat dan akhirnya terlihat.

Ratu berlari-dokpri
Ratu berlari-dokpri

 Tangguh kakinya ketika menapak.

Lincah gerakannya ketika berlari.

Manis sekali ketika rambutnya terkibas oleh angin.

Ratuku kaget, heran dan bertanya.

Mau kemana kok di jemput.

Kan baru mau mencari keong.

Keong lagi, kalau tidak mungkin capung, mungkin belalang.

Penuh syukur kami panjatkan.

Dengan akrabnya ratu ke persawahan.

Bagaimana tidak bersyukur.

Di era modernisasi ini banyak sekali godaan.

Terutama Gadget yang luar biasa hebatnya.

Dengan bermain ke sawah agaknya mengurangi.

Intensitas menonton dan bermain gadget.

Pelit tentu tidak, kami lebih sayang mata nya.

Indra vital yang sudah semestinya dijaga.

Karena kornea itu anugerah yang Kuasa.

Di sore itu pun selepas menjemput ratu ku.

Kami pun jalan-jalan sore keliling bersama.

Sambil berbelanja kebutuhan rumah kami.

#For My Daughter

#bestinya aquh...

#Labangka Barat, 9 November 2024

Rambut ratu-dokpri
Rambut ratu-dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun