Mohon tunggu...
Dian Prasetiorini
Dian Prasetiorini Mohon Tunggu... Human Resources - Busy Mom

Selain aktif bekerja, Dian juga seorang ibu dari dua anak yang selalu mencari keseimbangan antara karier, keluarga, dan waktu untuk dirinya sendiri. Sebagai seorang Aquarius yang kreatif, Dian gemar menuangkan pikirannya ke dalam tulisan, terutama tulisan yang menggambarkan perjalanan emosional manusia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Peta yang selalu Berubah

2 Februari 2025   10:50 Diperbarui: 2 Februari 2025   14:29 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: zilbest.com

Tanpa sadar, Dira mulai memandangi peta itu lebih dalam, seakan memaksa dirinya untuk menemukan jawaban. Setiap kali ia memandang titik tertentu, peta itu memberi petunjuk lebih lanjut, suatu jalan menuju tempat yang seharusnya tidak ada di dalam rencana awalnya. Jalan yang tampaknya tidak pernah terdaftar sebelumnya. Dan anehnya, jalan itu terlihat terang dan jelas.

"Kenapa tidak coba saja?" gumam Dira pada dirinya sendiri, merasa sedikit ragu. "Apa yang bisa salah?"

Di luar jendela, matahari semakin tinggi. Dira berdiri dan meraih jaket yang tergantung di balik pintu. Ia menatap tas perjalanan yang sudah dipersiapkan dengan penuh kehati-hatian, namun tiba-tiba merasa tidak nyaman. Bagaimana jika semuanya benar-benar berubah? Bagaimana jika perjalanan yang ia impikan justru membawa ketidakpastian yang lebih besar?

Tanpa banyak berpikir, Dira mengambil keputusan untuk meninggalkan rencananya yang sudah lama disusun. Peta yang terus berubah memberinya dorongan untuk melangkah ke arah yang tak pasti, ke tempat yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Dengan langkah berat namun penuh harap, Dira memutuskan untuk mengikuti jalan yang baru muncul di peta, meskipun itu berarti ia harus mengabaikan rencana-rencana sebelumnya.

Dira keluar dari rumah, merasakan udara pagi yang dingin menyentuh kulitnya. Ia melangkah menuju halte bus, mengikuti jalan yang seakan-akan terpetakan dengan sempurna, meski dalam hatinya ada keraguan. Setiap langkah terasa aneh, seperti meninggalkan sesuatu yang pasti untuk menuju sesuatu yang tidak diketahui.

Perjalanan ke halte itu seperti sebuah pertanda bahwa segala yang telah direncanakan dengan penuh hati-hati sekarang harus dilepaskan. Saat bus tiba, Dira duduk di kursi sambil melihat ke luar jendela. Peta yang ia pegang di tangannya tidak pernah berhenti berubah menampilkan tempat-tempat baru yang semakin membingungkan.

Sampai di sebuah persimpangan, Dira turun dan mengikuti jalanan yang ditunjukkan oleh peta. Dia mulai berjalan, tidak tahu arah yang pasti, namun entah kenapa, Dira merasa semakin terbuka terhadap apa pun yang akan terjadi. Jalan itu semakin memanjang dan membingungkan, namun langkahnya terasa semakin ringan.

Di depan Dira, sebuah jalan sempit muncul, yang tidak ada dalam rencana awalnya. Peta menunjukkan bahwa itu adalah jalan yang akan membawanya ke tempat yang aneh, namun mengundang rasa penasaran yang semakin besar. Dira merasa sebuah kekuatan yang tak terjelaskan mendorongnya untuk melangkah lebih jauh, tanpa menoleh kembali.

Saat langkah Dira semakin jauh, ia menyadari bahwa perjalanan yang dia jalani sekarang bukanlah tentang tujuan yang telah ia tetapkan sebelumnya, melainkan tentang perjalanan itu sendiri. Ia harus mengikuti petunjuk yang datang, meskipun dunia sepertinya terus berubah tanpa bisa diprediksi.

Dira berhenti sejenak dan melihat kembali peta yang terus berubah. Namun kali ini, dia tidak merasa bingung. Sebaliknya, ia merasa bahwa dunia memberinya kesempatan untuk melihat hal-hal dari sudut pandang yang berbeda. Peta itu mungkin tidak memberinya jawaban yang jelas, tetapi mengajarinya untuk menerima perubahan dan ketidakpastian.

"Siapa yang bisa mengendalikan dunia ini?" Dira berbisik pada dirinya sendiri. "Sudah, ikhlaskan saja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun