Mohon tunggu...
Dian Prasetiorini
Dian Prasetiorini Mohon Tunggu... Human Resources - Busy Mom

Selain aktif bekerja, Dian juga seorang ibu dari dua anak yang selalu mencari keseimbangan antara karier, keluarga, dan waktu untuk dirinya sendiri. Sebagai seorang Aquarius yang kreatif, Dian gemar menuangkan pikirannya ke dalam tulisan, terutama cerita-cerita yang menggambarkan perjalanan emosional manusia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Peta yang selalu Berubah

2 Februari 2025   10:50 Diperbarui: 2 Februari 2025   10:50 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dira membuka matanya saat matahari pagi menyinari celah tirai kamarnya. Suasana tenang, sepi, kecuali suara dentingan jam dinding yang menandakan waktu terus berjalan. Tapi bagi Dira, waktu tidak pernah cukup. Pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab yang menumpuk di kepalanya membuat setiap detik terasa berharga. Di luar jendela, angin pagi bergerak pelan, tetapi di dalam hatinya, ada rasa cemas yang tak bisa diredakan.

Hari ini, ada satu hal yang membuatnya merasa sedikit lebih tenang, hari ini adalah hari pertama dari liburan yang telah ia rencanakan selama berbulan-bulan. Setelah bekerja keras, akhirnya Dira bisa mendapatkan waktu untuk dirinya sendiri.

Dia bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju meja kerja. Sebuah map tebal terbuka di atas meja, berisi rencana perjalanan ke kota kecil yang ia impikan untuk kunjungi sejak lama. Dira sudah mempersiapkan semua informasi tentang tempat wisata, restoran, dan penginapan. Segala sesuatunya harus sempurna, dan tidak ada ruang untuk kesalahan.

Dira memeriksa tiket bus yang sudah dibooking, kemudian memastikan semua detail perjalanan. Di dalam folder yang sudah dia siapkan, ada dokumen tentang peta kota yang akan ia tuju. Peta yang diprint dengan rapi dan ditandai dengan warna-warni untuk menunjukkan tempat-tempat yang ingin dikunjungi. Dira selalu merasa tenang saat semuanya terorganisir dan sesuai rencana.

Dia memeriksa peta itu sekali lagi, memastikan semuanya sudah siap. Namun, ada yang aneh. Peta yang tadinya terlipat rapi dan tidak bergerak, kini tampak berubah. Dira menyipitkan mata dan melihat dengan lebih seksama. Kota-kota di peta itu bergerak, bukan secara fisik, tetapi seperti berubah tempat. Nama-nama kota yang seharusnya ada di satu lokasi kini menghilang dan muncul di tempat lain. Sebuah jalan yang sebelumnya lurus kini berbelok tajam.

Dira merasa pusing sejenak. "Apa ini? Mungkin aku hanya kelelahan," gumamnya, berusaha mengusir ketegangan. Ia mengernyitkan dahi dan memeriksa kembali peta tersebut, berharap apa yang dilihatnya tadi hanya khayalan semata. Tetapi saat ia kembali menatapnya, peta itu berubah lagi. Nama kota yang seharusnya ada di sebelah utara, tiba-tiba muncul di tengah-tengah, seolah-olah peta itu hidup dan bergerak mengikuti irama waktu.

Hatinya berdebar. Apa yang terjadi dengan peta ini? Dira mencoba menekan perasaan takutnya dan memutuskan untuk tidak panik, meskipun ia merasa aneh. Tapi semakin ia memeriksa peta itu, semakin jelas bahwa ada sesuatu yang lebih besar sedang terjadi. Rencananya yang telah disusun dengan cermat mulai terasa rapuh. Ia tidak tahu mengapa, tapi dia merasa bahwa dunia ini tidak lagi sejelas dan sebaik yang dia bayangkan.

Mungkin ini semua hanya kebetulan. Tapi sebuah pertanyaan tiba-tiba muncul dalam benaknya: Apakah perjalanan ini akan tetap sesuai rencana? Dia menatap peta itu sekali lagi, lalu menutupnya dengan cepat. "Sudah, tidak usah terlalu dipikirkan," katanya pada dirinya sendiri, mencoba menenangkan pikiran yang semakin kacau. "Semua akan baik-baik saja. Aku hanya harus mengikuti rencana."

Dira menarik napas panjang, berusaha mengusir kegelisahan di dadanya. "Aku akan tetap pergi," bisiknya, mencoba meyakinkan dirinya sendiri. "Rencana ini sudah terlalu lama aku tunggu. Tidak ada alasan untuk membatalkannya."

Namun, entah mengapa, dia tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa peta yang dia pegang bukan hanya tentang arah atau tujuan. Peta itu dan perubahan yang terjadi mungkin membawa pesan yang lebih dalam tentang perjalanan hidupnya. Sebuah pesan yang, meskipun belum ia mengerti sepenuhnya, membuat hatinya semakin ingin tahu.

Pagi berikutnya, Dira berusaha melanjutkan hari dengan normal. Seperti yang sudah direncanakan, ia menyiapkan segala sesuatunya untuk perjalanan yang sudah direncanakan jauh-jauh hari. Tiket, penginapan, dan agenda wisata yang sudah disusun rapi tetap ada di meja. Semua terlihat sempurna, namun hatinya masih dipenuhi dengan rasa gelisah yang tak terdefinisikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun