Mohon tunggu...
Dian Pradugawati
Dian Pradugawati Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Mari berkata lewat tinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Aku Hanya Berbeda, Bukan Tercela

4 Januari 2020   18:59 Diperbarui: 5 Januari 2020   16:12 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Terima kasih, Nak. Kami dapat meringkus komplotan kucing liar ini berkat laporanmu." Sang komandan petugas keamanan datang menjabat tangan Kuku.

"Sama-sama, Pak. Saya juga berterima kasih karena Bapak telah menyelamatkan sepupu saya, Meong."

Kabar tentang aksi heroik Kuku melawan kawanan geng kucing liar tersebar begitu cepat di seluruh penjuru kota, termasuk ke telinga kedua orang tuanya.

Perasaan mereka campur aduk. Mereka menyesal seringkali membanding-bandingkan Kuku dengan keponakan-keponakan lainnya. Mereka lupa bahwa Kuku memiliki "potensi yang berbeda".

Di sisi lain mereka juga sangat bangga pada Kuku. Meski sering mendapatkan perlakuan yang berbeda, Kuku tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip kebajikan dan kebenaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun