Mohon tunggu...
Dian Nurhaeni
Dian Nurhaeni Mohon Tunggu... Penulis - @diiannur_

Tulislah apa yang kamu rasakan dan kamu pikirkan jika dengan menulis membuat perasaanmu senang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Untuk Saka

13 September 2020   16:41 Diperbarui: 13 September 2020   16:52 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Bagian 2

Tidak ada alasan mengapa aku harus membencimu. Karena kamu diciptakan bukan untuk dibenci, tapi untuk dicintai.
Dan tidak ada alasan mengapa aku bisa mencintaimu karena cinta datang dari ruang semu.

Aku masih mencintaimu, dan aku tahu kamu masih memiliki perasaan yang sama sepertiku. Tapi aku tidak ingin memaksa keadaan untuk kembali seperti dulu. Biarkan perasaan tumbuh dengan semestinya, tidak harus menjadi dua orang yang berada dalam ruang yang sama.

Ketika kamu memutuskan untuk pergi, aku benar-benar seperti abu yang sudah terhempas angin lalu. Aku merasa seperti tidak berarti bagi kisah cintamu. Mungkin fatamorgana yang pantas menggambarkan kisah aku dan kamu.

Sebelum akhirnya kamu mengucapkan kata perpisahan, ada banyak rasa yang sedang tumbuh dalam jiwaku. Tetapi, itu semua berhamburan menjadi angan semu. Aku tidak bisa berkutik dalam setiap keputusanmu. Jika itu maumu, aku tidak bisa egois memaksamu bertahan denganku. Aku tidak ingin menjadi luka dalam ruang hatimu dan hatiku. Akan aku lakukan demi kebaikan kita bersama, meskipun hati ini belum rela sepenuhnya.

Sudahi, cerita kita usai disini. Aku tidak berharap banyak agar kita bisa bersama lagi. Biarkan Tuhan yang akan memberikan kejutan untuk kita nikmati.
Saka, tolong jangan berubah. Tetaplah menjadi Saka yang Dinara kenal.

Hari ini, saat kamu memutuskan pergi.
Bersama dengan senja, Dinara.
                              ***
Setelah melewati hari terpuruk itu, aku menyadari bahwa semuanya memang harus terjadi. Tidak ada yang bisa menyalahkan kepergian Saka dari ruang hatiku. Ceritaku dengan dia sudah dirancang sedemikian rumitnya. Harus merasakan jatuh cinta sejauh itu dan merasakan kecewa sedalam itu.

Jika teringat hari di mana Saka memutuskan pergi, ada tawa sekaligus luka dalam diri. Aku tidak tahu mengapa begitu.

Bagiku, kisah antara aku dan Saka tidak sama sekali membuat hidupku jatuh dalam keterpurukan. Aku beruntung pernah mengenal Saka yang penuh dengan teka-teki. Saka orang yang selalu membuat pikiran dan hati aku bertanya-tanya dengan sikap anehnya. Dan aku juga beruntung bisa mengakhiri hubungan itu secara baik-baik saja.

Apa kalian tahu? Sejak kita memutuskan untuk saling menjauh, tidak ada sedikit pun rasa tidak saling mengenal setelahnya. Rasa bersalah pasti ada, bahkan Saka sendiri pernah bilang kepadaku, "Aku merasa bersalah."

Tapi aku mengerti bahwa memang itu yang terbaik. Bahkan ketika kita sudah lama berpisah, kita selalu menjaga komunikasi. Menjadi teman curhat ternyata lebih menyenangkan daripada harus saling membenci apa yang sudah terjadi. Dan kalian tahu tidak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun