Mohon tunggu...
Dian Nitasari
Dian Nitasari Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Leadership Senin & Kamis 07.30

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Cara Mengatasi Keberagaman Global Seperti Serial "Emily In Paris"

9 Agustus 2021   17:47 Diperbarui: 9 Agustus 2021   19:11 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan berkembangnya zaman, mendorong kemajuan teknologi, sehingga kehidupan manusia teruslah berubah. Dimana setiap perusahaan sekarang ini dapat terus mengembangkan dan melebarkan sayapnya ke kancah global. Dimana perusahaan tidaknya bersaing dengan perusahaan-perusahaan tertentu, akan tetapi perlu bersaing dengan semua perusahaan.

Untuk memasuki global itu tentu saja terdapat tantangan-tantangan, salah satunya yaitu keberagaman. Keberagaman itu sendiri memiliki definisi "perbedaan di antara orang-orang dalam hal usia, etnis, jenis kelamin, ras, atau dimensi lain"

Di dalam perusahaan multinasional tentu saja terdapat pegawai-pegawai yang berasal dari latar belakang yang berbeda, sehingga terdapat workforce diversity, yaitu tenaga kerja yang terdiri dari orang-orang dengan kualitas manusia yang berbeda atau yang termasuk dalam berbagai kelompok budaya.

Dengan adanya keberagaman global ini menuntut pemimpin untuk mampu berinteraksi dengan orang-orang dari budaya lain, yang memiliki bahasa berbeda, gerak tubuh yang berbeda arti seperti jabat tangan dapat membingungkan, karena sangat bervariasi, tidak heran para manajer mengalami kesulitan mengetahui bagaimana harus bertindak ketika melakukan bisnis dengan orang-orang dari atau di negara lain. 

Karena dengan gestur yang diperagakan itu akan memiliki arti yang berbeda untuk orang yang memiliki budaya berbeda dengannya. Keberagaman global ini menjadi sebuah tantangan.

Karena dengan adanya tantangan keberagaman global tersebut pemimpin perlu mengatasinya dengan cara memahami lingkungan sosiokultural dan dengan mengembangkan kecerdasan budaya (CQ) yang lebih tinggi untuk mengetahui bagaimana berperilaku dengan tepat.

1. The Sociocultural Environment 

Dengan adanya perbedaan sosial dan budaya tentu saja dapat membawa konflik atau hambatan. Karena setiap orang yang berada di perusahaan multinasional pasti sangat beragam, dan tentu saja memiliki budaya dan sosial yang berbeda. Mereka perlu beradaptasi dan perlu menyesuaikan dengan budaya dimana mereka bekerja. 

Kita dapat melihat berbedaan buday kerja yang berbeda antara Amerika dengan Perancis, dimana orang US hidup untuk bekerja, sedangkan orang Perancis bekerja untuk hidup, dari prinsipnya saja sudah terlihat perbedan. 

Orang Perancis lebih menyukai orang yang berbicara dengan menggunakan bahasa Perancis, juga dapat menjadi hambatan. Orang Amerika lebih terbuka untuk belajar dan memahami budaya negara lain, sedangkan orang Perancis lebih menyukai orang lainlajh yang menyesuaikan dan mempelajari budaya orang Perancis.

Hal ini di gambarkan dalam serial "Emily In Paris" yaitu gadis yang bernama Emily yang berkewarga negaraan Amerika yang bekerja di sebuah perusahaan marketing berskala besar berbasis di Chicago, akan tetapi Emily diharuskan menggantikan atasannya pergi ke Paris untuk bekerja di perusahaan marketing. 

Pada saat bekerja di Paris Emily mengalami kendala yaitu perbedaan bahasa, dimana Emily tak fasih berbahasa Prancis sedangkan rekan-rekan kerjanya tak begitu mengerti Bahasa Inggris. Selain bahasa, perbedaan kultur bekerja juga menjadi rintangan tersendiri bagi Emily. Terbiasa bekerja tepat waktu dan disiplin, di kantor barunya justru memiliki budaya yang berbeda. Belum lagi ia harus mengalami penolakan dari atasan dan rekan-rekan kerjanya di Paris.

Tentu saja perbedaan-perbedaan itu dapat mendatangkan hambatan dan tantangan, sehingga pemimpin perlu memiliki prinsip yang open minded yaitu terbuka untuk mempelajari dan memahami budaya-budaya negara lain, karena dengan berusaha memahami budaya negara lain, akan memudahkan nya dalam memperlakukan karyawannya. 

Seperti mempelajari bahasa Perancis,Korea dan lainnya, kemudian juga memahami budaya-budayanya seperti budaya memberikan salam dengan gestur seperti apa, dan juga mempelajari cara mereka dalam bekerja. Dengan memahami dan mempelajari budaya orang lain akan memudahkan kita untuk dapat diterima oleh orang lain.

2. Developing Cultural Intelligence

Selain berusaha memahami social and cultural, pemimpin juga perlu untuk developing cultural intelligence. Dimana pemimpin perlu bersikap fleksibel, maksud fleksibel disini pemimpin itu perlu beradaptasi dengan segala situasi yang akan dihadapinya. 

Untuk mampu beradaptasi ini tentu saja diperlukannya CQ yang tinggi, karena dengan memiliki kecerdasan budaya dapat membantu pemimpin dalam melakukan penalaran dan keterampilannya dalam menafsirkan gerakan dan situasi yang asing baginya, sehingga ia mampu beradaptasi dengan cepat. CQ ini meliputi tiga komponen yaitu kognitif, emosional dan fisik.

  • Komponen kognitif, melibatkan keterampilan pengamatan dan pembelajaran seseorang serta kemampuan menangkap petunjuk untuk memahami.
  • Komponen emosional, menyangkut kepercayaan diri dan motivasi diri seseorang. Seorang pemimpin harus percaya pada kemampuannya untuk memahami dan berasimilasi ke dalam budaya yang berbeda.
  • Komponen fisik, mengacu pada kemampuan seseorang untuk mengubah pola bicara, ekspresi, dan bahasa tubuhnya agar selaras dengan orang-orang dari budaya yang berbeda.

Untuk mengembangkan CQ ini menuntut seorang pemimpin untuk mampu terbuka dan menerima akan hal-hal baru. Karena jika pemimpin tersebut mampu mengembangkan CQ ini akan akan menjadikannya sebagai orang yang mampu belajar bagaimana memahami, berempati, dan bekerja dengan orang lain yang berbeda dari diri mereka sendiri. 

Misalnya, orang Singapura secara konsisten mendengar bahasa Inggris dan Cina diucapkan secara berdampingan. Orang Belanda harus belajar bahasa Inggris, Jerman, dan Prancis, serta bahasa Belanda, untuk berinteraksi dan berdagang dengan tetangga mereka yang dominan secara ekonomi. 

Orang Kanada Inggris tidak hanya harus fasih dalam budaya dan politik Amerika, tetapi mereka juga harus mempertimbangkan pandangan dan gagasan orang Kanada Prancis, yang, pada gilirannya, harus belajar berpikir seperti orang Amerika Utara, anggota komunitas Prancis global, orang Kanada, dan Quebec.

Dari sociocultural environment dan juga developing cultural intelligence dapat disimpulkan untuk menjadi seorang pemimpin di perusahaan global perlu adanya keterbukaan, kemampuan untuk memahami dan mempelajari budaya lain dan juga kemampuan beradaptasi dengan orang-orang yang memiliki latar belakang yang berbeda. 

Karena dengan itu dapat membantunya untuk lebih mudah masuk dan diterima dilingkungan kerja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun