Mohon tunggu...
Dian Nitasari
Dian Nitasari Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Leadership Senin & Kamis 07.30

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Memahami Lebih Jauh tentang Emotional Intelligence

19 Juli 2021   11:00 Diperbarui: 19 Juli 2021   11:19 1299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Adapted from Richard E. Boyatzis and Daniel Goleman, The Emotional Competence Inventory---University Edition (Boston,MA: The Hay Group, 2001)

Emosi merupakan perasaan yang dirasakan oleh seseorang yang dipengaruhi oleh peristiwa, situasi, respon tubuh kita dan respon perilaku kita. Menurut Robert C. Solomon dalam artikelnya, menyebutkan bahwa emosi adalah pengalaman kompleks akan kesadaran, sensasi jasmani, dan perilaku yang mencerminkan pemaknaan perseorangan terhadap sebuah kejadian, keadaan, atau peristiwa.

Dalam membahas emosi, tentu saja bukan hanya emosi negatif tetapi juga terdapat emosi positif. Emosi negatif merupakan perasaan yang timbul seperti rasa khawatir, cemas, marah, kecewa dll. Untuk emosi poditif merupakan perasaan yang timbul seperti rasa bahagia, rasa senang dll.

Mengapa emosi itu sangat penting?

Emosi menjadi sangat penting, karena emosi dapat menyebar atau menular, ketika seseorang memiliki emosi yang negatif seperti rasa marah, maka tanpa disadari perilaku orang tersebut akan menunjukan rasa marahnya kepada orang lain, dan ketika orang lain melihat itu maka orang tersebut bisa merasa marah, karena melihat temannya yang sedang marah-marah membuat mood dari orang tersebut ikut rusak, sehingga dapat dikatakan bahwa emosi dapat menular. Maka dari itu seorang pemimpin perlu sekali memahami emotional intelligence.

Apa itu emotional intelligence?

Emotional intelligence merupakan kecerdasan yang dimiliki seseorang berupa kemampuan untuk memahami, mengidentifikasi, memahami, dan mengelola emosi dalam dirinya sendiri dan juga dalam diri orang lain. Di dalam buku Richard L.Daft yaang berjudul "The Leadership Experience" menyebutkan komponen dari kecerdasan Emosional.

Self-Awareness, merupakan kesadaran diri dimana seseorang mampu memahami emosinya sendiri dan kemudian emosi untuk dapat mempengaruhi kehidupan pegawainya. Biasanya orang yang memiliki self-awareness tinggi, orang tersebut memiliki semangat dan rasa percaya diri yang tinggi, karena dia paham bahwa emosi nya perlu dipahami, agar dapat mempengaruhi orang lain.

Self-Management, merupakan kemampuan seseorang untuk mengontrol emosinya dan juga keinginan untuk mengendalikan dirinya agar terhindar dari gangguan, tidak produktif, atau hal-hal yang berbahaya. 

Self-management adalah kemampuan untuk membuat skala prioritas, memutuskan apa yang harus dilakukan, dan bertanggung jawab menuntaskan apa yang harus diselesaikan, seperti kata The Complete Leader. Biasanya orang-orang yang memiliki self management yang tinggi yaitu orang-orang yang adaptif, berorientasi pada pencapaian, inisiatif dan optimis.

Social awareness, merupakan kemampuan seseorang untuk memahami orang lain. Dimana pemimpin yang memiliki social awareness tinggi, dia akan lebih peka terhadap kondisi orang lain, dan juga memiliki rasa empati, sehingga dia mampu memposisikan dirinya pada posisi orang lain, sehingga dapat merasakan emosi yang dirasakan oelh orang lain. Biasanya pemimpin yang memiliki social awareness tinggi, mampu memahami berbagai sudut pandang, dan tidak terpaku pasa satu sudut pandang.

Relationship management, merupakan kemampuan dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Dimana pemimpin yang memiliki relationship management yang tinggi, dia akan memahami bahwa dampak dari emosi nya terhadap orang lain akan berdampak seperti apa. Sehingga para pemimpin menggunakan pemahaman mereka tentang emosi untuk menginspirasi perubahan dan memimpin orang menuju sesuatu yang lebih baik, untuk membangun kerja tim dan kolaborasi, dan untuk menyelesaikan konflik yang tak terhindarkan muncul.

Dapat kita lihat bahwa emotional intelligence itu sangat penting karena bagi seoarang pemimpin dia tidak hanya berprilaku untuk dirinya sendiri tetapi juga berprilaku untuk orang lain. Ketika pemimpin mampu memahami dan mengendalikan emosinya secara benar, maka dampak yang dirasakan oleh orang lain pun akan sesuai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun