Halo Kompasianer semua, sehat selalu ya.
Beberapa waktu yang lalu penulis menemukan sebuah atikel di Kompas.com dengan tajuk 11 makanan yang mengandung enzim pencernaan alami. Pisang adalah salah satu makanan yang diulas.
Namun, dalam artikel tersebut hanya menyebutkan dua enzim pencernaan saja dari banyak kandungan enzim yang terdapat pada pisang dan sangat dibutuhkan manusia. Dalam artikel ini, penulis terniat melengkapi ulasan sebelumnya.
Dalam kondisi sehat, bisa jadi bagi sebagian orang suplai enzim pencernaan tidak dibutuhkan. Semuanya tentu lengkap dimiliki sistem pencernaan kita secara alami. Utamanya gizi makronutrien dan mikronutrien yang menjadi fokus konsumsi utama.
Bagaimana jika telah ada disfungsi pada sebagian alat cerna sehingga sangat membutuhkan suplai enzim pencernaan dari luar. Pilihannya tentu beragam, ada yang instan sudah tersedia dalam formulasi (kapsul, tablet dan sebagainya) atau lebih suka melahap langsung buah dan sayur sebagai sumber enzim.
Untuk informasi, berdasarkan ngobrol-ngobrol singkat dengan beberapa teman yang mengonsumsi enzim formulasi, mereka tertolong dengan kondisi tak terduga saat perut mereka 'kambuh sakit'.
Kembali pada bahasan pisang dengan kandungan enzim pencernaan. Kita tentu sudah sama-sama paham bahwa kandungan utama pisang adalah karbohidrat, dua kali lebih banyak dibanding apel. Sebab itu tidak heran pisang memiliki enzim amilase dan glukosidase untuk mengurai karbohirdrat kompleks menjadi gula sederhana yang lebih mudah diserap tubuh.
Tahukah pula kita selain keduanya, pisang juga memiliki enzim protease. Enzim ini bertugas mengurai protein menjadi asam amino yang lebih sederhana.
Merujuk sebuah artikel ilmiah dijelaskan bahwa 12 varietas pisang di India satu diantaranya varietas pisang Nendran dengan aktivitas enzim protease terbaik. Hasil pemurnian enzimnya mencapai 61,34 %.
Produksi enzim optimum pada suhu 30 C dan pH 7 dalam menghasilkan aktivitas enzim tertinggi. Dalam artikel juga dilaporkan bahwa protease pisang memiliki efek sitotoksisitas yang berperan dalam kerusakan hingga kematian sel pada aktivitas anti tumor. Bagaimana dengan pisang lokal kita?
Selain potensi di atas terdapat sumber artikel dengan objek pisang kupas, kulit hingga bonggol sebagai sebagai media pertumbuhan jamur penghasil enzim protease. Seperti Aspergillus sp.
Enzim selanjutnya yaitu lipase. Sebuah studi bioinformatika dalam Fujian Journal of Agricultural Sciences pada tahun 2022 menjelaskan terdapat keluarga gen lipase MaGDSL yang teridentifikasi pada tanaman pisang. Bioinformatika digunakan sebagai dasar identifikasi genom, analisis distribusi kromosom, struktur gen, sifat fisikokimia serta hubungan filogenik protein yang dikodekan. Fungsi ini mengatur perlindungan terhadap cekaman faktor abiotik dan atau biotik pada tanaman itu sendiri.
Sedangkan studi yang datang dari dalam negeri mengulas fermentasi buah pisang menjadi minuman kesehatan. Ini berpotensi sebagai minuman diet karena senyawa bioaktif dalam pisang mampu menekan kerja lipase pankreas dalam mengurai lemak tubuh. Dimana sama-sama kita ketahui isu obesitas menjadi satu dari sekian isu kesehatan global.
Mari sehat bersama pisang!
Terima kasih sudah membaca, salam.
Referensi satu, dua, tiga, empat, lima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H