Dengan anggapan bahwa Orangutan memiliki suhu tubuh yang menjadi informasi utama dalam prinsip kerja alat. Bahkan pada malam hari dan situasi berkabut sekalipun.
4. Â Fotografi air
Fotografi bawah air telah dikenal masyarakat secara luas. Kita yang senang dengan aktivitas air seperti berenang dan menyelam telah mengenal dekat fotografi jenis ini. Pun dalam dunia penelitian biologi.
Fotografi air dapat memotret keseluruhan aktivitas air di permukaan maupun dasar air. Pesisir pantai, tepi sungai, danau, laut, juga di sekitar air terjun dan sebagainya.
Sebagai contoh bagi seorang peneliti tumbuhan berspora (paku maupun lumut) di sekitaran air terjun, sebaran tumbuhan ini penting terkait dengan revegetasi sebuah ekosistem yang rusak. Keberadaan tumbuhan ini dikenal sebagai tumbuhan perintis, awal tumbuh sebelum tumbuhan lain ada.
Secara teori ketinggian habitat menentukan laju pertumbuhan dan sebaran tumbuhan berspora. Selain itu apakah kondisi tutupan hutan terjangkau sinar matahari menentukan pula keanekaragaman tumbuhan berspora ini.
Peneliti harus dapat memotret dengan benar titik jelajah beserta kondisi alaminya apakah dekat dengan air terjun pada ketinggian, tumbuhan yang tersebar dengan naungan pohon sehingga cahaya matahari sukar masuk serta menangkap gambar tumbuhan dengan sinar matahari cukup.
Contoh lain yaitu kamera yang memotret kondisi palung laut. Adanya kehidupan seperti ikan-ikan yang bertahan hidup dalam kondisi ekstrem tekanan dan suhu air tentu memberikan gambaran terhadap lingkungan dan segala potensinya. Kamera bawah laut biasanya diintegrasikan pada kapal DSSV Pressure Drop dengan pemberat dilengkapi dengan umpan ikan.
Fenomena ini menjawab kondisi bioluminesensi oleh Ikan Siput (Pseudoliparis belyaevi) yang ditemukan pada palung Izu-Ogasawara sedalam lebih dari 8 kilometer di Jepang yang beritanya dimuat pada BBC Indonesia pada 2/4/2023.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut terungkap bahwa ternyata populasi ikan tersebut pun terancam punah akibat efek pemanasan global.