Senyawa bahan alam selalu menarik untuk dikaji dan ditelusuri sehingga berdampak bagi kehidupan manusia. Baik yang bersumber dari hewani maupun tumbuhan.
Berbagai potensi sumber daya laut dan tanaman lokal dapat dieksplorasi dengan melibatkan pengetahuan multidisiplin dan teknologi yang berkembang. Satu contohnya di bidang kesehatan kulit.
Permasalahan infeksi kulit Akne vulgaris (jerawat) sering sekali menimbulkan gangguan citra diri dan kualitas hidup.
Menurut artikel prevalensi dan gambaran epidemiologi akne vulgaris pada tahun 2019 di Provinsi Lampung bahwa Akne vulgaris dialami oleh wanita sebesar 69,7 % lebih banyak dibandingkan pria sebesar 30,3% pada rentang usia 16-25 tahun. Data juga menunjukkan pengguna kosmetik lebih rentan mengalami akne vulgaris sebesar 59,1 %.
Penggunaan kosmetika dengan bahan dasar mengandung lemak tinggi dan tidak dibarengi dengan menjaga kebersihan setelahnya berpotensi menjadi satu dari empat akses timbulnya jerawat. Yaitu penyumpatan pori-pori kulit oleh sebab bahan kosmetika yang digunakan.
Keadaan ini diperparah dengan produksi kelenjar minyak dan kotoran menempel. Selain itu kebiasaan memegang wajah, penggunaan benda-benda pribadi yang tidak terjaga kebersihannya seperti sarung bantal, tangan, rambut dan sebagainya.
Perawatan wajah berjerawat dapat dilakukan dengan menggunakan rutin masker wajah untuk keluhan jerawat. Sediaannya bisa berupa gel, bubuk maupun krim.
Fungsi penggunaan masker jerawat untuk mengelupas sel kulit mati yang menutupi pori sehingga proses pembersihan pori-pori dari sumbatan kotoran dapat berlangsung baik.
Eksplorasi bahan hayati untuk bahan-bahan kosmetika ini diharapkan mampu memberikan kontribusi di tengah penggunaan senyawa kimia sintetik.
Untuk menjawab tantangan inovasi produk kosmetik anti jerawat bersumber bahan alam yang tersedia di lingkungan sekitar, turut terlibat dalam sebuah kompetisi di sela-sela aktivitas kuliah berkontribusi terhadap semangat dalam penyelesaian studi. Seperti yang dilakukan tim mahasiswa dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
Sebuah kebanggaan telah mereka torehkan. Menyabet pulang medali emas dari cabang lomba inovasi produk halal pada Olimpiade Agama, Sains dan Riset (OASE) 2023 Se-PTKI yang diselenggaragakan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan inovasi produk Dermivera "Halal anti-Acne Gel with Acehnese Aromatherapy".
Kompetisi tahunan ini menjadi ajang unjuk diri dalam keterlibatan riset berbasis pengelolaan sumber daya lokal antar mahasiswa di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam.
Terdapat 5 isu yang diangkat dalam produk ini yakni isu produk halal dari gelatin tulang ikan dan limbah kulit ikan Leubim hitam (Chanthidermis maculata), isu ekstraksi hijau tanaman Belimbing Wuluh (Averrhoa balimbi) serta isu kearifan lokal dari antibakteri Belimbing Wuluh dan aromaterapi ekstrak Bunga Kenanga (Canangium odoratum).
Tim FST UIN Ar-Raniry melalui tiga orang mahasiswanya dalam ajang ini berinovasi dan berkarya dalam produk masker gel. Gelatin sebagai bahan pembentuk tekstur masker diekstrak dari tulang dan kulit Ikan Leubim hitam Tidak cukup dengan bahan gelatin tersebut saja, tim juga menambahkan aromaterapi masker dengan ekstrak bunga Kenanga dan bahan antibakterinya diperoleh dengan menambahkan ekstrak Belimbing Wuluh.
Ketiga bahan utama yang digunakan merupakan bahan yang sering dimanfaatkan masyarakat secara tradisional di Aceh. Ikan Leubim yang merupakan ikan laut konsumsi. Tulangnya sering menjadi limbah. Belimbing Wuluh dipakai di banyak menu masakan di Aceh. Sedangkan Minyak Atsiri Bunga Kenanga sudah sangat khas dikenal.
Skala laboratorium pengujian masker gel telah memenuhi syarat baku mutu dan standard halal. Dokumen pengujian menjadi satu persyaratan menambah penilaian dalam kompetisi.
***
Penulis sempat berbincang dengan seorang perwakilan mahasiswa yang memperoleh medali emas, ungkapnya ide awal mengikuti kompetisi ini merupakan murni pemikiran mahasiswa. Namun, masih sangat mentah.
Masing-masing ingin mengembangkan pemikirannya secara terpisah-pisah. Seperti ide mencipta aromaterapi dari Bunga Cempaka perwakilan mahasiswa Prodi Biologi, potensi antibakteri dari Belimbing Wuluh oleh mahasiswa Prodi Kimia dan Ekstraksi gelatin ikan oleh mahasiswa Pendidikan kimia.
Bertemu dengan pembimbing olimpiade yang ditunjuk, ketiga mahasiswa diarahkam menyatukan ketiga ide hingga menjadi sebuah pemikiran baru menciptakan produk perawatan kulit masker gel.
Tenaga, waktu, pikiran dituangkan dalam menciptakan produk yang hampir memakan waktu 4 bulan.
Zikri, satu mahasiswa dalam tim menyatakan ia akan tertarik terus melakukan beberapa pengujian tambahan sebagai upaya penyelesaian tugas akhirnya yang berkenaan dengan topik ini.
Sesuai dengan masukan juri pada kompetisi tersebut, meskipun tim UIN Ar-Raniry Banda Aceh mengungguli tim lainnya dari UIN Alauddin Makassar (peringkat 2) dan UIN Walisongo Semarang (peringkat 3) Â tetap saja pengujian in vivo dan uji klinis harus dilanjutkan. Untuk dapat tampil dan bersaing pada pasar komersil.
Hal ini menjadi sebuah prestasi pertama Tim Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Prestasi adik-adik mahasiswa memberi semangat semua pihak sambil menanti keputusan akreditasi LPH Ar-Raniry Banda Aceh yang sedang dalam proses penilaian oleh Kementerian Agama. Setelah di akhir Mei 2023 rangkaian visitasi dalam rangka akreditasi lembaga selesai dilaksanakan. Semoga yang terbaik.
Terima kasih sudah membaca. Salam.
Referensi satu, dua, tiga, empat, lima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H