Mohon tunggu...
Diannita Harahap
Diannita Harahap Mohon Tunggu... Dosen - Microbiologist

Kepeminatan Biologi. Orang Batak yang lahir di Jayapura Papua dan digariskan takdir mengabdi di Aceh. Selamat datang di blog saya ya.. rumah sederhana, enjoy everyone.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kisah Tahu Bungkeng, Kedelai Pilihan dan Museum Hidup Preservasi Kuliner Sumedang

22 Mei 2023   16:14 Diperbarui: 28 Mei 2023   07:36 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lokasi Tahu Bungkeng di Sumedang. Sumber: YouTube Kisarasa

Tahu Sumedang khas dengan cita rasa gurih dan tekstur lembut sehingga banyak diminati masyarakat. Hingga sekarang inovasi yang dilakukan yaitu produksi tahu nori, tahu dengan lapis atas rumput laut. 

Tahu nori dengan sensasi kriuk di luar namun lembut di dalam sebab adonan tahu dicampur dengan telur. Terinspirasi dengan Tahu Jepang.

Pak Ukim dapat memproduksi 1000 potong tahu dalam sehari. Jumlah ini dapat meningkat jika memasuki hari libur dan hari-hari besar sebanding dengan permintaan tahu yang meningkat. Harga satu potong Tahu Bungkeng dijual dengan harga Rp. 1000,-.

Menurut Pak Ukim, salah satu hal yang mempengaruhi cita rasa khas Tahu Bungkeng adalah air yang digunakan. 

Setiap kabupaten kota menurutnya memiliki kualitas air yang berbeda, termasuk di Sumedang. Juga menurutnya rentang waktu mempengaruhi kualitas air sebagai bahan baku tahu.

Bahan baku pembuatan tahu Bungkeng sendiri dijelaskan Pak Ukim dapat berasal dari kedelai lokal maupun impor. Mana saja yang sedang tersedia.

Kedelai lokal Jawa Barat sering dipakai Pak Ukim yaitu yang paling diminati oleh masyarakat. Kedelai tersebut diantaranya kedelai Dena-1 dan Anjasmoro, sedangkan jika harus impor mereka memilih menggunakan kedelai impor dari Amerika.

Varietas Kedelai lokal. Sumber : Dok. BPTP Jabar via YouTube Kisarasa
Varietas Kedelai lokal. Sumber : Dok. BPTP Jabar via YouTube Kisarasa

Menurut Dr. Tri Hastini, S.P., M.Si. seorang peneliti Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat, Kedelai lokal dan impor memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut terletak pada kandungan nutrisi protein kedelai lokal mencapai di atas 40 % sedangkan kedelai impor 35 % - 37 %. 

Selain itu perbedaan lainnya menyangkut tingkat keasaman kedelai lokal cenderung basa sedangkan kedelai impor dengan pH asam. Kadar air kedelai lokal lebih rendah dan rasa lebih gurih dari kedelai impor.

Ciri khas tekstur Tahu Bungkeng yaitu tahu yang tidak padat, berongga. Ada saja bagian pada tekstur tahu yang berlubang-lubang hingga kopong. Oleh sebab pada saat proses penggorengan ada air yang terlepas dari bagian adonan ke dalam minyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun