Hari raya sangat ditunggu semua orang. Kurang dari sepekan lagi hari raya akan tiba. Momen dimana kehangatan dan keakraban diuntai, tak jarang mengajak kita untuk bersilaturahmi/bertamu ke rumah kerabat dan kolega. Saling menyapa, berjabat tangan saling memaafkan, bercerita kisah, tak jarang pula hingga kegiatan yang lebih intim yaitu menginap di rumah kerabat.
Penting menjadi perhatian kita untuk saling menjaga kenyamanan bersama pada aktivitas bertamu. Sejatinya sikap kita mencerminkan bagaimana kepribadian kita sesungguhnya.
Berikut disajikan hal-hal yang secara fleksibel dapat disesuaikan dengan kondisi ketika hendak bertamu. Hal-hal ini diharapkan dapat semakin mempererat jalinan persaudaraan antar sesama.
1. Â Luruskan niat
Tentunya ketika ingin bersilahturahmi yang pertama harus kita pikirkan adalah niat. Niat yang baik akan bermuara pada cerminan sikap yang berbudi.
Dengan silahturahim kita mengetahui kabar dan keadaan seseorang secara langsung. Tentunya mengunjungi kerabat saat keadaan suka cita agak berbeda jika kondisinya yang dikunjungi sedang dalam keadaan duka.
Niat untuk mendapatkan rahmat dan berkah Tuhan yang Maha Pemberi karena menjalankan salah satu anjuran Rasulullah Saw. yaitu bertamu.
2. Â Izin berkunjung terlebih dahulu
Ketika akan bertamu, otoritas waktu bukan hanya milik kita sendiri. Namun ada hak penerima tamu yang harus dikomunikasikan terlebih dahulu. Sebisanya untuk menghindari datang tiba-tiba untuk bertamu.
Sebaiknya datang bersilaturahmi dengan menanyakan keluangan waktu orang yang hendak dikunjungi. Hal ini meminimalisir kondisi yang tidak diinginkan terjadi, seperti tamu hadir saat keadaan rumah sedang berantakan sebab aktivitas anak balita, memastikan orang yang hendak dikunjungi ada di rumah dan memberikan waktu mempersiapkan segala hal jika ada pertemuan tersebut dirangkaikan dengan hajat lainnya.
3. Â Mengucapkan salam
Salam mengawali interaksi antara tamu dan tuan rumah. Firman Allah Swt. dalam  QS. An-Nur ayat 27 yaitu "Wahai orang orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat".
Setelah meminta izin, disebutkan dalam ayat di atas yaitu salam, maka salam dinilai sangat penting sebagai pengingat ketika memasuki rumah orang lain, rumah kita sendiri bahkan ruangan suci yang kita tidak yakini ada orang di dalamnya.
Salam menandakan ada orang yang sedang mendoakan kita, akan datang berkunjung bersilaturahmi.
4. Â Waktu berkunjung
Sebagai tamu, penting bagi kita untuk memperhatikan waktu dan durasi berkunjung. Jika akan menginap sampaikan niat sedari awal sebelum datang berkunjung.
Selain itu juga penting diingat untuk tidak berkunjung pada jam-jam istirahat. Bertamu terlalu larut malam. Tidak disarankan berkunjung pada waktu dengan kebiasaan tuan rumah istirahat/tidur pada siang hari. Kenyamanan tuan rumah dalam menyambut kita sebagai tamu sangat menentukan kualitas pertemuan.
5. Â Tidak bertamu pada saat wanita sedang sendiri di rumah
Sebagai tamu kita wajib memahami hal-hal yang dianggap penting bagi tuan rumah, apalagi dalam kondisi tuan rumah adalah seorang wanita yang sedang sendiri di rumah. Demi melindungi dirinya dan kehormatan suaminya, terdapat larangan untuk menerima tamu pria untuk masuk ke dalam rumahnya selain keluarga dekat dan orang yang diizinkan oleh suaminya (oleh karena urusan penting). Jika memungkinkan menunda kedatangan maka disarankan untuk ditunda ke waktu yang lebih baik.
6. Â Menyambut tamu
Sambutan tuan rumah yang baik menentramkan hati tamu. Senyum, sapa, salam serta berjabat tangan mencairkan suasana. Tak jarang sebagai bentuk melepas rindu handai taulan menyambut dengan saling berpelukan. Sambutan baik mencerminkan penerimaan atas kunjungan yang sedang berlangsung.
7. Â Membawa buah tangan
Sebuah tradisi kita di Indonesia, jika berkunjung tidak datang dengan tangan kosong. Tamu merasa ada yang kurang jika datang namun tidak membawa buah tangan. Tidak menjadi keharusan memang, namun boleh saja dilakukan jika dengan buah tangan tersebut bertujuan memuliakan tuan rumah, bentuh kasih dan keinginan berbagi.
8. Â Menghormati jamuan
Sebagai tamu, menikmati jamuan yang disajikan tuan rumah adalah bentuk menghormati pemberian tuan rumah. Bagi tuan rumah jamuan yang diberikan sebagai upaya berbagi keberkahan yang dimiliki si empunya rumah. Tidak jarang jamuan semakin mengakrabkan kedua pihak. Di sela menikmati jamuan, bisa saja muncul cerita keakraban tentang makanan khas, citarasa khas proses pembuatan dan sebagainya.
9. Â Menjaga kenyamanan tuan rumah
Hindari memberikan kesan langsung yang mengganggu kenyamanan tuan rumah. Kesan tersebut dapat berupa berkeliling rumah sebelum diizinkan tuan rumah, berkomentar yang tidak pantas terhadap isi rumah, dan sebagainya.
Dengan memahami batasan komunikasi mana yang boleh dan tidak dilakukan maka kedua pihak merasa nyaman selama bersama.
10. Â Pamit pulang
Sebagimana halnya ketika izin berkunjung, untuk meninggalkan rumah juga wajib meminta izin pamit. Tuan rumah biasanya akan mengantarkan tamu hingga pintu dan menjawab salam pamit dengan ramah, menyertakan doa selamat sampai tujuan serta menyampaikan kesediaan berikutnya untuk dikunjungi.
***
Ada istilah dua keutamaan silaturahmi yakni membuka pintu rezeki dan memanjangkan umur. Oleh sebab itu, silaturahmi diharapkan membawa manfaat dalam membina kerukunan dan keharmonisan dalam bermasyarakat.
Terima kasih sudah membaca. Salam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI