Berlanjut keterangan diperoleh dari narasumber Syamsudin Hasan seorang penampung rempah-rempah. Hasan menyebutkan di Kecamatan Ulee kareng Kota Banda Aceh terdapat gudang pemasok bahan baku rokok kretek. Tiga perusahaan rokok besar pada masa panen Cengkih membeli bahan baku dari penampung sehingga peluang terjadinya persaingan harga begitu besar.
Hal ini menjadikan petani memiliki geliat memenuhi kebutuhan pasokan bahan baku untuk pabrik rokok pada masa itu.
Tutur Ayub, sebagian besar aktivitas warga desa pindah ke kebun yang letaknya di dataran tinggi untuk merawat tanaman Cengkih. Seperti diketahui bahwa Cengkih sangat tepat ditanam pada struktur tanah di dataran tinggi, ketinggian, iklim, curah hujan dan suhu yang sesuai. Ayub juga menegaskan tidak dapat meninggalkan begitu saja potensi lokal ini karena warisan leluhur, pusaka orang tua.
Hasan menuturkan dahulu di sekitar tempat tinggalnya aktivitas pasca panen dilakukan. Hasan menyewa rumah warga lainnya sebagai tempat pengolahan pasca panen dan gudang penyimpanan sementara dan juga memanfaatkan lapangan sebagai tempat menjemur Cengkih. Lapangan pekerjaan terbuka bagi warga desa dalam rangkaian tanam hingga pengolahan pasca panen.
Narasumber ketiga Agus Salim, seorang pemuda setempat dengan usia 30 tahun. Aktivitasnya membantu orang tua bertani. Saat ini tidak lagi bertani Cengkeh, namun pungkasnya di Lamlhom sendiri masih ada tersisa tanaman ini, dibiarkan tumbuh. Salim mendengar cerita dari orang tuanya mengenai kemasyhuran tanaman Cengkih.
Harapan Salim, pemerintah dapat turun dan tinjau kembali keadaan di desanya. Terlebih perihal potensi bumi yang sebenarnya masih sangat mendukung produksi tanaman. Salim mengkhawatirkan generasi yang mengetahui asal-usul kejayaan desanya hanya sampai pada generasi dirinya.
Pendapat ini didasarkan tidak lagi ada produksi tanam di desa bekas pusat perdagangan Cengkih di Aceh. Salim memiliki gagasan pemikiran untuk pemerintah dan pihak yang berkepentingan untuk dapat mendata ulang sejarah hingga menorehkan kisah desanya dalam tulisan/buku agar tidak termakan zaman dan menjadi informasi tersimpan yang dapat dibuka kembali di masa yang akan datang.
***
Petani dengan pengetahuan lokalnya mengukir sejarah tentang peradaban Desa Lamlhom masa lalu. Jika sejarah tersebut tak terulang kembali minimal generasi mendatang tahu bahwa Desa Lamlhom atau desa lain di penjuru Indonesia pernah berjaya melalui perdagangan Cengkih. Melalui sejarah, melalui goresan dalam tulisan maupun bukti digital lainnya.
Referensi