Mohon tunggu...
Diannita Harahap
Diannita Harahap Mohon Tunggu... Dosen - Microbiologist

Kepeminatan Biologi. Orang Batak yang lahir di Jayapura Papua dan digariskan takdir mengabdi di Aceh. Selamat datang di blog saya ya.. rumah sederhana, enjoy everyone.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Biofilm Permukaan, Populasi Jamur Mikroskopis Bisa Apa?

18 Maret 2023   08:22 Diperbarui: 18 Maret 2023   08:29 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi batuan non-deteriorasi (kiri) dan ditumbuhi jamur mikroskopis (kanan). Sumber : Munawati dkk., 2021

Mereka merupakan komunitas sehingga tentu saja produk sel nya berbeda-beda. Adanya lapisan-lapisan ini mengakibatkan mikroba yang melekat pada permukaan lebih sukar untuk didesinfeksi. Kombinasi pembersihan dengan desinfektan dan perlakuan fisik seperti penguapan panas adalah solusi yang ditawarkan. Seperti kendala yang sering ditemukan pada permukaan peralatan di pabrik-pabrik industri pangan.

Permukaan yang dapat ditutupi biofilm

Banyak penelitian menemukan berbagai jenis permukaan padat merupakan habitat tempat melekat biofilm. Permukaan batuan, kayu, kertas dan sejenisnya, peralatan logam, plastik juga permukaan serat kain bahkan pada jaringan tubuh makhluk hidup.

Mengapa demikian luasnya distribusi biofilm ini pada permukaan padat benda? Permukaan padat mengandung cukup bahan organik maupun anorganik sebagai nutrisi tumbuh mikroba.

Secara struktur sel perlekatan pada permukaan didukung oleh hifa vegetatif (hifa yang juga berfungsi untuk distribusi ketika mencari nutrisi).

Perbanyakan koloni dan distribusi hifa vegetatif memungkinkan koloni menutupi permukaan diawali dengan penempelan sel secara acak karena pengaruh aliran materi cairan, adsorpsi, tumbukan bahan pada permukaan benda.

Secara kimia dapat dijelaskan bahwa penempelan tidak dapat lepas kembali oleh karena adanya ikatan kovalen, ikan hidrogen dan ikatan hidrofobik dan sebagainya pada komunitas mikroba melekat. Interaksi ini menyebabkan adanya produksi ekstraseluler senyawa organik (polisakarida maupun senyawa organik) yang mengikat erat sel-sel di permukaan.

Pelepasan sel biofilm kembali menjadi sel tidak melekat dapat disebabkan karena umur kultur, jumlah gula yang dihasilkan serta kepadatan mikroba yang telah ambang batas pada luasan permukaan tertentu. Setelah lepas maka mikroba dapat kembali melekat dengan hifa vegetatif (jamur mikroskopis) ataupun philus (bakteri) untuk dapat melakukan ekspansi pada luasan permukaan yang lainnya.

Sehingga tidak heran lambat laut batuan candi ataupun permukaan yang mengalami deteriorasi akan tertutupi oleh bentukan biofilm mikroba.

Potensi Bahaya Kerusakan Permukaan

Kita kembali pada ulasan ekosistem mikroba pada batuan Candi. Kontak dengan bahan pencemar serta lingkungan terbuka tanpa naungan memberikan peluang terjadinya kerusakan. Ditambah lagi struktur batuan andesit dengan porositas tinggi.

Secara teori jamur mikroskopis dapat menghasilkan senyawa penyebab deteriorasi lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri. Sehingga banyak publikasi melaporkan jenis jamur mikroskopis kontaminan yang hadir membentuk biofilm di permukaan benda.

Ilustrasi batuan non-deteriorasi (kiri) dan ditumbuhi jamur mikroskopis (kanan). Sumber : Munawati dkk., 2021
Ilustrasi batuan non-deteriorasi (kiri) dan ditumbuhi jamur mikroskopis (kanan). Sumber : Munawati dkk., 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun