Mohon tunggu...
Diannita Harahap
Diannita Harahap Mohon Tunggu... Dosen - Microbiologist

Kepeminatan Biologi. Orang Batak yang lahir di Jayapura Papua dan digariskan takdir mengabdi di Aceh. Selamat datang di blog saya ya.. rumah sederhana, enjoy everyone.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Digitalisasi Sumber Belajar dan Penugasan Sebuah Potret Literasi Mahasiswa Merdeka

17 Maret 2023   03:42 Diperbarui: 17 Maret 2023   04:11 1323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi literasi. Sumber: freepik.com/cookie_studio

Saat ini pelaku Merdeka Belajar di Perguruan Tinggi merupakan Generasi Z. Generasi yang cukup melek teknologi dan senang dengan informasi baru berbasis visual dalam gambar. Jika dibandingkan dengan generasi terdahulu, para Generasi Z senang belajar dari visualisasi gambar diam atau bergerak.

Kemasan visual seperti ini mengambil banyak perhatian termasuk sebagai sumber belajar. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan mendukung belajar dari beragam sumber, informasi tidak hanya berpusat pada pembelajar (pengajar). Dalam hal ini pembelajar bukanlah satu-satunya center of learning.

Namun demikian pembelajar tetap berperan strategis mendampingi peserta didik menggunakan beragam sumber sebagai referensi belajarnya. Tentunya pembelajar dituntut juga melek teknologi digital.

Sumber belajar dan penugasan berbasis digital

Proses pembelajaran tidak lepas dari interaksi antara peserta didik, pembelajar dan media pembelajaran. Ketiganya sepatutnya memiliki bonding antara satu dengan lainnya. Iya benar, bonding yakni ikatan emosional dan saling membutuhkan sehingga transfer pengetahuan berlangsung lancar jaya.

Fenomena melek teknologi erat kaitannya dengan literasi. Literasi digital sesuai dengan kebutuhan jaman saat ini.

Hal yang dapat diupayakan agar pembelajaran mencakup kemampuan literasi teknologi informasi diantaranya : 1) variasi sumber belajar berbasis digital, 2) penugasan berbasis digital dan 3) evaluasi belajar berbasis digital.

Peserta didik diberikan kesempatan  mengakses berbagai sumber belajar dan mendapatkan penugasan yang mengasah kemampuan berfikirnya.

  • Keterampilan menemukan artikel ilmiah yang relevan serta data statistik lainnya dari sumber primer dengan variasi kata kunci. Pencarian dilakukan dengan memanfaatkan database jurnal ilmiah akses terbuka. Kemahiran ini mendukung literasi berbasis digital.
  • Pemanfaatan layanan e-book gratis untuk mengakses buku yang mendukung pembelajaran serta sumber belajar lainnya dalam 
  • Menanggapi konten keilmuan yang dimuat dalam kemasan majalah digital. Majalah digital dipilih karena berisi informasi yang telah tesebar luas dan menarik perhatian pembaca pada disiplin ilmu dan keprofesian tertentu dan mendukung materi dalam perkuliahan.
  • Penugasan pembuatan poster digital yang berisi infografis dengan dominasi gambar dan warna yang menarik dari hasil diskusi kelompok.
  • Pemanfaatan teknologi Web 2.0. Mahasiswa dapat menuliskan pendapat pribadinya mengenai sebuah isu lingkungan dari berbagai sudut pandang. Misalnya membuat sebuah konten tulisan dalam menanggapi isu lingkungan terhadap pembangunan transportasi darat yang berdampak sosial dan ekonomi dalam blog. Masyarakat luas juga dapat menanggapi konten yang dibuat.
  • Mahasiswa dapat membuat penugasan kelompok hasil observasi lapangan ke dalam bentuk video berdurasi. Isinya dapat berupa profil desa terdampak, hasil wawancara dengan pelaku wirausaha mandiri dan upaya mengatasi kendala keberlanjutan.

Kreativitas dapat diukur dari realisasi hasil penugasan. Kompetensi literasi yang menjadi tagihan juga rasanya cukup komplit. Pengalaman belajar diantaranya membuat konsep, mencari informasi yang akan diolah, memikirkan tata letak agar mudah dipahami, konstruksi pemikiran dalam kelompok dan mencapaikan gagasan dengan menjelaskan kepada kelompok lainnya dalam presentasi.

Tentunya beragam sumber belajar dan bentuk penugasan juga membutuhkan umpan balik dari pembelajar. Umpan balik menuntaskan hal yang masih menjadi pertanyaan mengapa ini tepat dan kurang tepat yang muncul dalam benak peserta didik.

Tentunya kurang bijaksana jika rancangan penugasan tidak diberikan umpan balik oleh pembelajar. Temuan hasil yang telah dipaparkan oleh peserta didik sebaiknya diberikan masukan meskipun seringnya dihadapkan pada keterbatasan waktu di kelas.

Ilustrasi majalah digital. Sumber: issuu.com/archaea.itb
Ilustrasi majalah digital. Sumber: issuu.com/archaea.itb
Kendala teknis peserta didik yang tidak cakap teknologi informasi disarankan untuk mengasah kemampuan dengan belajar mandiri maupun belajar tambahan dengan teman sebaya. 

Manfaat yang diperoleh

Membiasakan diri kreatif dalam proses pembelajaran dapat membangun sikap dan mental selalu ingin berkarya dan peka terhadap isu yang sedang berkembang melalui jejaring media sosial.

Banyak platform menyediakan konten yang kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan dalam menggunakan referensi. Peserta didik juga dapat belajar membedakan mana konten-konten orisinil.

Konten dalam blog atau website yang ditulis oleh seorang pakar keilmuan tentu saja boleh dibaca untuk membentuk pemahaman awal. Setelah memahami konteks masalah barulah beralih membaca artikel ilmiah. Peserta didik dituntut bijaksana untuk merujuk sumber primer dalam konten tersebut.

Manfaat lainnya bekerja secara efesien dengan menghemat waktu untuk mengakses seluruh informasi yang tersedia secara digital. Komunikasi penyerahan tugas maupun umpan balik dilakukan peserta didik dan pembelajar dengan ramah lingkungan memanfaatkan media surat elektronik email.

Terlepas dari media ini sudah dikenal sebelum berlakunya kurikulum merdeka belajar, efektifitas dan kepedulian penggunaannya diharapkan meningkat pula seiring dengan semangat yang ada saat ini.

Dukungan Berbagai Pihak

Tentunya untuk mewujudkan sebuah pembelajaran yang merdeka dengan kemampuan literasi digital dibutuhkan komitmen berbagai pihak. Kesiapan literasi peserta didik dan pembelajar serta dukungan orang tua dalam menyukseskan pembelajaran digital juga menjadi sangat penting. 

Digitalisasi sektor pendidikan membutuhkan fasilitas infrastruktur dan literasi komponen pelaksananya. Dukungan material dari pemerintah juga berperan strategis untuk kelancaran proses digitalisasi literasi. Kemendikbud Ristek mencatat dari Tahun 2020-2022 telah mendukung upaya ini dengan menyalurkan bantuan infrastruktur perangkat keras dan proyektor serta empat platform digital yang dapat diakses dengan mudah. Salah satunya adalah platform kampus merdeka.

Kesiapan literasi komponen pelaksana sangat menentukan potret wajah negeri ini di masa yang akan datang. Kepedulian berbagai pihak dalam meningkatkan kemampuan literasi, sesuai dengan tuntutan globalisasi merupakan tantangan pembangunan sistem pendidikan ke arah yang lebih baik.

Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun