Mohon tunggu...
Diannita Harahap
Diannita Harahap Mohon Tunggu... Dosen - Microbiologist

Kepeminatan Biologi. Orang Batak yang lahir di Jayapura Papua dan digariskan takdir mengabdi di Aceh. Selamat datang di blog saya ya.. rumah sederhana, enjoy everyone.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memandang Perempuan Alfa di Rumah

9 Maret 2023   16:21 Diperbarui: 10 Maret 2023   12:50 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itulah yang dilakukan istri yang baik, menjaga impianmu tetap hidup bahkan ketika kamu tidak percaya lagi. - Michael J. Sullivan

Perempuan alfa adalah fenomena gender yang menempatkan perempuan sebagai pihak dominan yang dapat mempengaruhi pihak lain di sekitarnya. Secara ilmiah hal ini dijelaskan oleh penelitian Defining the Alpha Female : A Female Leadership Measure. Kepribadian seorang perempuan alfa kuat mencakup harga diri, kecerdasan emosional, kepemimpinan, ideal gender dan ekstroversi.

Dalam tulisan ini kita akan mengulas perempuan alfa pada konteks rumah tangga serta peranannya dalam relasi hidup laki-laki.

Penulis berpendapat bahwa seorang perempuan dapat menjadi pihak dominan dalam konteks kodrat lahiriahnya. Kodrat perempuan seperti hamil, menyusui dan melahirkan tidak dapat digantikan fungsi oleh pasangan.

Pertama, perempuan alfa boleh dominan untuk memutuskan akan hamil lagi atau tidak. Harusnya tanpa intervensi pihak manapun. Seandainya merasa sejahtera dengan cukup dua anak, maka boleh perempuan alfa bersuara dan berkeputusan tegas akan hal tersebut. Perempuan alfa boleh menyatakan tidak akan hamil lagi ketika telah melewati batas golden age perempuan yaitu 35 tahun dengan pertimbangan risiko kesehatan.

Kedua, perempuan alfa dengan percaya diri boleh memutuskan akan menjalani proses melahirkan sesuai dengan keinginannya. Apakah normal maupun Caesar. Tentunya pihak lain memberikan pertimbangan dan dukungan sebagai referensi untuk keputusan utama tersebut.

Ketiga, perempuan alfa berhak penuh atas keputusan apakah memberikan ASI atau memberikan susu formula bagi bayi yang akan dilahirkannya.

Lalu permasalahannya terletak jika dominasi perempuan alfa bercampur aduk pada ranah lainnya seperti dominan mengambil keputusan atas 1) keuangan keluarga; 2) gizi keluarga; 3) pendidikan anak dan pola asuh dan 4) estetika penataan rumah. Terlepas perempuan alfa bekerja di luar rumah membantu perekonomian keluarga atau berkarya dari rumah. Yuk, kita coba simak satu per satu.

1)  Dominasi pengambil keputusan keuangan

Sebuah survey menarik yang dilakukan Danareksa Research Institute pada Tahun 2022 via databoks mengenai istri punya peranan dominan dalam keuangan keluarga. Hasil survey menunjukkan 39,56 % pengakuan responden bahwa istri sebagai pengambil keputusan atas keuangan keluarga. Sementara 30,97 % ditentukan oleh suami, 26,51 % keputusan diambil bersama antara suami dan istri serta sisanya responden melibatkan anak dan anggota keluarga lainnya dalam pengambilan keputusan keuangan.

Responden sebanyak 1.724 orang tersebar di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan.

Penulis berpendapat dominasi keputusan dapat dilakukan jika berkaitan dengan kebutuhan pribadi perempuan alfa (istri) sendiri, sedangkan jika menyangkut keuangan keluarga lebih luas tetap harus diputuskan bersama.

Perempuan alfa memiliki kecenderungan cerdas secara emosional. Termasuk dalam perencanaan pengaturan pos-pos keuangan keluarga. Alangkah baiknya jika energi besar yang dimiliki menjadi kekuatan untuk kesejahteraan keluarga.

2)  Gizi keluarga

Edukasi pola gizi seimbang hendaknya dipahami seluruh anggota keluarga. Termasuk perempuan alfa.

Pola berpikir bahwa dapur adalah wilayah istri sebenarnya tidak sepenuhnya benar, sebab tidak sedikit laki-laki yang piawai turun langsung repot-repot membersamai keseimbangan menu keluarganya. Minimal pada saat akhir pekan, dapur istri libur bergantian yang buka dapur suami. Asik banget khan suasana begini. Istri pun difalitasi ber-me time ria.

Meminimalkan dominasi perempuan alfa pada bagian ini dapat dilakukan dengan turut serta menyusun menu keluarga (bukti bahwa suami juga paham ilmu pola gizi seimbang), mendampingi belanja ke pasar dan aktivitas ceria selama mempersiapkan hidangan keluarga.

Pilihan lain jika sanggup suami bisa ambil alih semua pekerjaan di akhir pekan agar perempuan alfa dapat menyalurkan energi baiknya untuk sekedar berolahraga rutin, baca novel kesukaan atau menulis rutin di Kompasiana hehe..

3)  Pendidikan dan Pola Asuh Anak

Era digitalisasi informasi saat ini tidak sedikit orang tua yang telah melek parenting. Penerapan pola asuh anak yang disesuaikan dengan perkembangan jaman.

Dominasi perempuan alfa dapat meletakkan pendidikan anaknya sepenuhnya sebagai perwujudan 'impian' perempuan alfa yang belum usai dahulu. Pendidikan dan pola asuhnya diarahkan pada pola yang sudah terbentuk dalam pikiran bawah sadarnya.

Si anak diarahkan bersekolah label akreditasi A karena saat ini tingkat perekonomian keluarga cukup mapan. Selain itu pertimbangan jaminan keterampilan yang ditawarkan dalam bingkai pendidikan dan sebagainya. Berbagai pertimbangan ini memupuk rasa dominan perempuan alfa pada idealisme untuk menentukan arah pendidikan anak.

Penulis sering melihat dominasi ibu-ibu yang mengantar daftar sekolah anaknya, menuliskan form pendaftaran padahal ada suami yang juga available jika dimintai tolong, semangat sekali. Bentuk sayang memang.

Namun alangkah bijak, porsinya dilakukan bergantian dan saling melibatkan. Sehingga anak mendapatkan gambaran kedua orang tuanya sangat peduli padanya.

4)  Estetika Penataan Rumah

Ini sisi terakhir yang penulis ingin ulas. Jika berkunjung ke rumah kerabat sering mengamati kesenangan menanam bunga, pajangan dinding khas perempuan, penataan ruang yang apik dengan warna dominan kesuakaan perempuan alfa pada banyak sisi.

Sering sekali ingin bertanya namun penulis sebisanya menahan diri berkomentar jika bertandang ke rumah orang mengenai suasana rumah. Mengingat slogan sebaiknya menjadi buta dan tuli jika masuk ke rumah orang lain. Menghindari berkomentar "Rumahnya kok catnya pink semua" atau "Banyak tanaman hias siapa ini yang suka rawat sempat sekali ya merawatnya." kepada pemilik rumah.

Kembali ke fenomena kesenangan menanam bunga dan penataan sudut ruang yang apik. Penulis berasumsi sudah tentu istri dominan dalam hal ini. Jiwa seni, kebiasaan hidup bersih dan tertata dan tentu saja banyak alasan lain yang menjadi dasar.

Dalam hal ini keluarga sangat diuntungkan dengan kecerdasan estetika yang dimiliki sang perempuan alfa, tidak jarang sikap ini menjadi role model bagi anak-anaknya, senang menata.

Namun tetap saja karena menata rumah adalah pekerjaan yang menguras energi hendaknya dilakukan bersama-sama. Jangan sampai energi perempuan alfa habis untuk urusan ini semata.

***

Tidak semua isi ulasan di atas berdampak buruk, tinggal saja bagaimana pasangan bijak menjaga keseimbangan porsi berdampingan dengan perempuan alfa.

Referensi 

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/04/26/survei-istri-punya-peran-dominan-dalam-keuangan-rumah-tangga diakses 9  Maret 2023

Ward R. M., Popson H. C., & DiPaolo D. G. 2010. Defining the Alpha Female: A Female Leadership Measure. Journal of Leadership & Organizational Studies, 17(3), 309--320. https://doi.org/10.1177/1548051810368681

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun