Lingkungan sekolah juga berpengaruh terhadap penerapan PPK berbasis literasi. Misalnya dengan menuliskan tangga satuan panjang pada anak tangga yang biasa dilewati siswa, penempelan poster pada tempat strategis, serta penyajian berbagai produk visual yang mengandung pesan moral di dinding sekolah. Dengan membiasakan siswa membaca hal-hal menarik di sekitar mereka, diharapkan kemampuan literasi mereka meningkat dan karakter baik akan terbentuk sehingga menjadi budaya.
Model Pembelajaran Bervariasi
Model pembelajaran yang digunakan di kelas juga mengintegrasikan PPK berbasis literasi. Sesuai dengan tuntutan abad 21, model pembelajaran yang disajikan guru merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi, dan berkolaborasi.
Model pembelajaran yang disajikan juga bervariatif, tidak hanya mengikuti langkah pembelajaran yang terdapat dalam buku teks. Variasi pembelajaran ini tidak hanya bersumber dari guru, namun siswa juga dilibatkan untuk menyajikan pembelajaran yang mereka inginkan. Guru harus kreatif dalam menerapkan model pembelajaran yang dapat mengeksplorasi kemampuan masing-masing siswa dengan tetap mengintegrasikan PPK berbasis literasi.
Salah satu yang dapat dilakukan yaitu, dalam suatu rancangan pembelajaran siswa diberi tugas untuk membaca terlebih dahulu teks yang terdapat dalam majalah/surat kabar mengenai isu sosial yang terjadi di sekitar mereka. Kemudian mereka diminta untuk menanggapi teks tersebut secara berkelompok, diantaranya dengan memberikan saran mengenai penyelesaian permasalahan sosial tersebut.
Selanjutnya, siswa diminta untuk mempresentasikan tanggapan mereka. Melalui pembelajaran yang sederhana ini, konsep PPK berbasis literasi sudah diterapkan. Ketika siswa membaca teks, kegiatan lterasi baca tulis sudah dilakukan. Ketika siswa mengerjakan tugas secara berkelompok, karakter gotong royong juga sudah dimunculkan. Ketika siswa mempresentasikan hasil diskusi, karakter mandiri sudah dilakukan sedangkan karakter religius akan tampak ketika siswa menyampaikan hasil diskusi dengan mengucapkan salam, dan karakter integritas muncul ketika siswa menuliskan tanggapan mereka dengan tidak menyalin pekerjaan teman lain.
Pemanfaatan Budaya yang Terintegrasi
Pembelajaran yang digunakan dalam kurikulum 2013 jenjang sekolah dasar menggunakan pembelajaran tematik terpadu. Pendekatan ini menghubungakan beberapa muatan pelajaran dalam satu kesatuan tema. Muatan pelajaran Seni Budaya yang dulunya dipisahkan dari muatan pelajaran lain, sekarang diintegrasikan. Hal ini sejalan dengan tren penerapan "ethnomathematic" dan "Ethnosains" yang menggunakan budaya sebagai media untuk membelajarkan konsep muatan pelajaran eksak.
Melalui media budaya di sekitar, diharapkan siswa dapat lebih mudah menerapkan konsep pembelajaran sains dan matematika yang diterima mereka. Sebagai contoh, materi pertunjukan tari dapat digunakan untuk membelajarkan matematika materi menghitung luas dan keliling selendang tari, menghitung luas dan volume alat musik yang digunakan, menentukan pola lantai, dan hubungannya dengan bangun datar. Pembelajaran seni tari juga dapat digunakan untuk membelajarkan sains pada materi bunyi, bahan penyusun benda, gaya, gerak, listrik, dan lain sebagainya. Hal ini kembali lagi pada kreativitas guru dalam mengemas pembelajaran menjadi menyenangkan namun tetap bermakna bagi siswa.
Komitmen dan Konsistensi Kunci Prestasi
Komitmen untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik harus dipahami dan dijalankan oleh semua pihak. Pembiasaan baik ini akan sia-sia jika tidak dibarengi untuk melaksanakan program secara konsisten. Konsistensi ini dilakukan oleh semua pihak yang terkait, diantaranya adalah siswa, guru, dan pihak sekolah. Wujud dari konsistensi ini dapat berupa pengecekan hasil bacaaan siswa melalui kartu kendali baca, penilaian karakter untuk masing-masing siswa yang dilakukan oleh guru kelas, pelaksanaan kesepakatan yang sudah disepakati siswa, serta konsistensi dari pihak sekolah misalnya penerbitan Surat Keterangan (SK) dari Kepala Sekolah mengenai kegiatan rutin membaca.