Hebat. Setiap siswa memunyai kemampuan yang berbeda. Mereka hebat dalam bidang masing-masing Setiap siswa merupakan masterpiece yang bernilai tinggi. Kemampuan ini harus disadari dan terus ditingkatkan agar siswa memunyai impian pasti yang nantinya akan mendorong mereka agar berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai impiannya.
Kompak. Hal ini merupakan salah satu implementasi karakter yang diperlukan dalam menghadapi tuntutan global. Kemampuan berkolaborasi antarsiswa dan antara siswa dengan guru sangat diperlukan untuk ketercapaian tujuan bersama.
Semangat. Ketercapaian suatu tujuan akan lebih mudah jika diimbangi semangat yang juga tinggi dari pelaksana kegiatan apapun. Saling memberi motivasi untuk menumbuhkan semangat juga berperan penting. Dukungan moril berpengaruh besar terhadap tindakan yang akan dilakukan seseorang.
Bisa. Ujung dari setiap proses adalah bisa mengimplementasikan dan menggunakan hal yang dipelajari untuk kepentingan pribadi maupun bersama. Proses pembelajaran yang memberikan kebermaknaan bagi siswa dapat mendorong mereka untuk berkarya lebih baik lagi.
Â
Tampilan Kelas dan Lingkungan Belajar PPK Berbasis Literasi
Ruang kelas, sebuah tempat dimana lebih dari 90% siswa menggunakannya ketika di sekolah. Ruang ini juga diciptakan untuk memasukkan unsur PPK dan literasi. Melalui penataan ruang kelas yang menarik, diharapkan siswa akan lebih betah belajar. Hal inilah yang menjadi dasar penulis untuk mengubah suasana kelas menjadi ruang yang menyenangkan.
Cara yang dilakukan yaitu dengan mendesain ruang kelas dengan tema PPK dan literasi. Tema PPK diwujudkan dengan menuliskan empat kata ajaib yang sederhana namun sangat bermakna. Empat kata tersebut yaitu "maaf", "terima kasih", "tolong", dan "permisi". Ke empat kata ini sebenarnya mudah diucapkan namun tidak semua orang mau dan ikhlas mengucapkannya. Pendidik juga mengintegrasikan kalimat-kalimat tersebut dalam kegiatan pembelajaran, misalnya dalam penulisan tugas, mengarang, dan juga dalam kegiatan sosiodrama. Kegiatan ini juga merupakan gabungan dari PPK, pemanfaatan lingkungan kelas dan literasi. Melalui penulisan dan penguatan kata-kata tersebut di ruang kelas, diharapkan mereka akan menerapkannya dalam keseharian. Â Hal ini juga bertujuan untuk mengurangi bahkan menghilangkan perundungan yang saat ini semakin meresahkan.
Perwujudan literasi di ruang kelas dapat juga dilihat dari pojok baca yang terdapat di dalam kelas. Pojok baca ini merupakan perpustakaan mini yang berisi buku nonteks pelajaran. Koleksi buku yang terdapat di pojok baca berasal dari siswa. Pengadaan buku merupakan perwujudan kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua siswa yang dilakukan secara rutin tiap semester agar variasi bacaan lebih beragam.
Kegiatan membaca buku nonteks pelajaran merupakan kebiasaan rutin yang dilakukan siswa. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan pada pagi hari (15 menit sebelum pelajaran) menjelang pembelajaran dimulai, tetapi juga berguna untuk mengisi waktu ketika mereka telah selesai mengerjakan tugas atau waktu istirahat. Membaca juga tidak hanya dilakukan oleh siswa, tetapi guru juga ikut memberikan teladan dalam membaca bersama siswa di kelas.
Sebagai wujud nyata hasil bacaan, siswa menuliskan judul buku yang dibaca dalam sebuah potongan kertas berbentuk daun yang ditempel pada pohon literasi. Penggunaan pohon ini bertujuan untuk menumbuhkan semangat siswa dalam membaca. Siswa juga diminta untuk menyajikan kembali isi buku yang mereka baca dalam bentuk tulisan dan visual. Bagi siswa yang suka menulis, mereka akan mewujudkannya dalam bentuk tulisan ulang sedangkan bagi siswa yang suka menggambar, mereka akan mewujudkannya dalam bentuk gambar. Bahkan ada siswa yang mewujudkannya kembali dalam bentuk cerita bergambar.