Mohon tunggu...
Dianna FitriaNovita
Dianna FitriaNovita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mendengarkan musik, menonton film, menulis, bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Istana Lesehan, Saksi Bisu Kenangan Kebersamaan Kita Tersimpan

29 Juni 2024   19:26 Diperbarui: 29 Juni 2024   19:50 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Persahabatan Diambil Dari Tribunnews.com

Ini adalah salah satu kisah pengalaman hidupku dengan dia, teman yang telah aku kenal sejak kelas 4 SD. Kita terpaut usia 2,5 tahun. Selama ini kita saling bercerita dan bertukar pendapat.

Ilustrasi Persahabatan Diambil Dari Tribunnews.com
Ilustrasi Persahabatan Diambil Dari Tribunnews.com
Dia adalah anak cerdas, pintar, jenius, berprestasi dalam bidang akademik maupun non-akademik sejak kecil hingga saat ini. Dia memiliki banyak sekali piala, sertifikat menang lomba tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan nasional. Dia seorang cucu pemborong proyek yang cukup kondang di kota asalku.

Awalnya, aku tidak pernah terpikir untuk berteman dekat dengan dia. Aku rasa dia anak yang sibuk mengikuti berbagai kegiatan dan lomba yang ada di sekolah maupun luar sekolah. Kita beda sekolah, aku bersekolah tidak jauh dari rumah dan dia bersekolah di area dekat pusat kota.

Saat itu, kita punya kesamaan nasib yaitu tidak memiliki begitu banyak teman dekat yang benar-benar baik, tulus, dan menerima apa adanya. Teman sekelas kita banyak yang mendekat apabila membutuhkan bantuan menjelang ujian. Kita juga pernah tidak disukai beberapa orang di kelas karena dianggap pintar dan menjadi saingan berat teman sekelas yang lain.

Kita dekat karena mendapat dukungan anggota keluarga. Kita sering menghabiskan waktu bersama dan bermain di rumah. Bahkan, tidak jarang aku menginap di rumahnya saat liburan ataupun ramadan. Kegiatan yang kami lakukan bersama begitu beragam, mulai dari bersepeda, jalan sehat di pagi hari, menonton film, mendengarkan musik, menemani dia les mata pelajaran sekolah, melukis, dll.


Kita seperti kakak-beradik. Aku sangat menyayanginya. Setahuku dia juga begitu menyayangiku selama ini. Aku menghargainya dan keluarganya. Begitupun dia dan keluarganya bersikap begitu kepadaku.

Saat masih kecil, ada yang mengira kita saudara kandung atau saudara jauh. Menurut beberapa orang yang belum begitu sering melihat kita. Kadang kita juga kaget saat ada orang yang beranggapan demikian. Tapi, itu tidak masalah bagi kita. Kita malah semakin dekat dan tidak ragu menunjukkan kedekatan di berbagai kesempatan yang ada.

Aku sering diminta menghadiri acara keluarganya. Awalnya, aku merasa kurang percaya diri. Tapi, berkat dukungan dia dan keluarganya aku bersedia. Aku diperkenalkan dengan semakin banyak anggota keluarganya.

Adakalanya aku merasa lebih diperhatikan saat bersama dia dan keluarganya. Aku sering diajak family time singkat bersama dia dan keluarganya.

Seiring dengan berjalannya waktu, aku diperkenalkan dengan kebiasaan keluarganya. Aku juga cukup dekat dengan adeknya. Adeknya sangat menyayangiku. Aku juga menyayangi adeknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun