Mohon tunggu...
Dianna FitriaNovita
Dianna FitriaNovita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mendengarkan musik, menonton film, menulis, bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tinggal Kenangan

30 April 2024   22:11 Diperbarui: 30 April 2024   22:18 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sulit bagiku menerima kepergiannya yang begitu mendadak. Aku sering berkata dalam hati juga pikiran, seandainya dia masih hidup dan bisa bertemu lagi pasti akan kukatakan sangat merindukannya. Aku tidak suka ketidakhadirannya di kelas. Aku tidak keberatan jika kita harus sering bertengkar atau berbicara dengan topik yang random di kelas. Aku pasti tidak akan menolak memberikan tugas yang telah aku selesaikan untuk dia salin.

Selama bertahun-tahun aku selalu berpikir begitu. Hingga tiba saatnya aku pun berkata dalam hati jika dia memang sudah tiada setidaknya aku ingin bertemu dengan dia sekali di dalam mimpi. Terlebih saat aku benar-benar merindukan temanku ini. Namun, selama bertahun-tahun aku tidak berkesempatan bertemu dengannya meskipun hanya lewat mimpi.

Hingga tiba saatnya ketika SMA aku pernah bermimpi bertemu dengannya untuk pertama kali. Dalam mimpi itu, aku seperti kembali ke masa SD. Aku bertemu dengan Pradana lagi. Kita memakai seragam khas sekolah. Kita sedang hendak foto bersama. Aku merasa senang saat itu. Hingga saat silau kamera mengambil potret kami, Pradana menghilang. 

Sebelum dia menghilang, aku sempat bertanya dengannya. Namun, dia hanya diam. Saat dia menghilang aku berusaha mencarinya tapi tidak bisa menemukan keberadaannya. Tidak lama pun aku terbangun dari tidurku. Perasaanku campur aduk saat itu.

Aku senang dan terharu bisa bertemu dengan Pradana untuk pertama kalinya di dalam mimpi. Di sisi lain, aku juga sedih menyadari bahwa dia sudah lama pergi meninggalkan dunia ini. Aku sangat menyayangi teman, sahabat, sekaligus kerabatku yang satu ini. Bagiku, sampai kapanpun dia tetap memiliki tempat spesial di lubuk hatiku.

Setelah bertahun-tahun berlalu, ketika ditanya apa impianku aku mulai sadar. Aku ingin kelak bisa menjadi donatur dan relawan yayasan kanker. Aku ingin bisa membantu menyemangati untuk mereka penderita kanker dalam proses pengobatannya. Aku berharap itu bisa menebus rasa bersalahku kepada mendiang teman, sahabat, sekaligus kerabatku, Pradana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun