Mohon tunggu...
Dianna FitriaNovita
Dianna FitriaNovita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mendengarkan musik, menonton film, menulis, bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Diary Dianna : "Jika Tak Kunjung Dibalas, Mungkin Sudah Saatnya Melepas"

26 April 2024   02:55 Diperbarui: 25 Juli 2024   10:07 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru-baru ini kita bertemu lagi secara tidak sengaja di area perpustakaan kampus B. Aku yang awalnya berniat pergi menuju lantai 3 ruang Parlinah di perpustakaan sempat teralihkan fokusku karena melihat ada salah satu teman satu prodi yang sedang duduk, aku pun menyapanya dengan memanggil namanya cukup keras. Ternyata berjarak beberapa langkah dari lokasi temanku duduk, ada dia bersama teman-temannya di gazebo.

Aku cukup kaget saat berjalan melewati dia. Aku berusaha tenang walaupun sebenarnya sedang merasa nervous, tegang. Lagi-lagi aku merasa salah tingkah dan hampir kehilangan kewarasanku saat itu. 

Ternyata pada akhirnya dia juga berada di perpustakaan kampus B lantai 3 di ruang movio. Dia tetap disana hingga malam. Padahal saat sore aku sudah pulang bersama salah satu kenalanku.

Melalui fitur cerita di Instagram yang dibagikan, dia sedang memutar lagu Taylor Swift-Enchanted selama berada di perpustakaan ruang movio malam itu. 

Akupun sempat bertanya-tanya apakah dia tadi akhirnya pergi ke perpustakaan hanyalah suatu kebetulan semata atau memang berpikir ingin ada suatu kebetulan untuk bertemu denganku lagi. Sepertinya lagu Taylor Swift-Enchanted itu lebih menggambarkan perasaanku setiap kali bertemu dengannya.

Hal yang aku ketahui dari dulu hingga kini adalah kami cukup terkendala saat berkomunikasi. Kita merasa canggung sehingga bingung harus berkata apa saat berkomunikasi entah secara langsung maupun tidak. Saat kehabisan topik perbincangan yang spesifik maka percakapan kami pasti akan terhenti.

Aku tidak tahu secara pasti apakah dia benar-benar pernah menyukaiku atau tidak. Apakah sekarang dia masih sendiri atau tidak. 

Apakah dia bisa memberiku kesempatan untuk dekat dengannya atau tidak. Yang aku tahu saat ini, mungkin akan jauh lebih baik jika aku bisa belajar melepaskannya, mengikhlaskan apa yang belum tentu menjadi takdirku. 

Aku masih memiliki kewajiban lain dan berbagai hal yang menjadi target utama dalam perjalanan hidupku.

Entah apakah usahaku melupakan dia kali ini akan berakhir sama seperti sebelumnya atau tidak. Paling tidak aku berusaha mencoba lagi. Seiring berjalannya waktu pasti akan ada hikmah dari pengalaman hidupku. Itulah salah satu kisahku yang masih gagal move on dari pebasket sekaligus teman sekelas SMP.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun