[caption caption="Para peserta sedang dimentori oleh para ahli dari Kompasiana. (Foto:Tiara)"]
Metode mind mapping adalah andalan Pepih dalam menulis, yakni dengan menjabarkan permasalahan-permasalahan dari ide besar tulisan kita. Mind mapping bisa memudahkan kita untuk menulis dan kontennya dapat digunakan pula untuk sub-judul tulisan. Selain itu, teknik telling & typing atau mengetik apa yang teman kita sedang ceritakan juga menjadi perhatian bagi kami. Ini berarti hasil ketikan kami telah memberikan kontribusi tulisan untuk teman kami yang bercerita. Kami pun melakukannya secara bergantian. Sangat sederhana, namun ngena.
Hari terakhir di Kompasiana ditutup dengan aksi kami menelusuri jalanan di Palmerah. Tidak semata menelusuri, tetapi kami mencari berita foto dan video. Berita yang bisa dibungkus dengan menarik atau memiliki nilai berita. Saat itu, mentor kami adalah Adhyatmika. Ia mengajak kami menyusuri sekitar Pasar dan Stasiun Palmerah. Terik matahari tidak menyurutkan semangat kami untuk berburu berita.
[caption caption="Akan kutelusuri jalanan Ibukota ini. (Foto: Dok Pribadi)"]
Karena hari itu bertepatan dengan Hari Kartini, saya mengambil tema yang relevan. Beruntung saya bertemu dengan dua ojek wanita yang sedang mangkal di dekat Stasiun Palmerah. Langsung saja naluri jurnalis saya muncul. Dimulai dengan perkenalan serta menjelaskan maksud dan tujuan saya menemui mereka yang kemudian berlanjut memancing obrolan hingga diakhiri dengan harapan mereka untuk para perempuan di Indonesia sebagai penerus Kartini.
Masih di hari terakhir, kami diajak untuk merasakan pengalaman mengambil gambar dengan peralatan profesional. Yang paling berkesan adalah ketika saya mencoba mengoperasikan kamera DSLR yang telah dipasangi stabilizer yang beratnya seperti saya sedang angkat beban puluhan kilo. Tidak bermaksud berlebihan, tapi memang begitulah keadaannya karena durasi saya mengoperasikan kamera plus stabilizer itu cukup membuat keringat bercucuran dan lengan pegal. Tidak bisa dibayangi kalau cameraman menggunakannya untuk mengambil gambar dalam waktu yang lama.
Selain mencoba untuk mengambil gambar dengan tools di atas, kami juga mencoba drone yang saat ini sedang nge-hits. Walaupun hanya digunakan untuk mengambil foto bersama saja, namun kehadiran drone ini membuat kami cukup terhibur karena kameranya bisa diterbangkan dan terdapat controller untuk mengoperasikannya.
[caption caption="Adhyatmika sedang mensimulasikan cara mengambil video yang apik kepada peserta. (Foto: Dok Pribadi)"]
Bagi saya, semua hal di atas adalah pengalaman luar biasa untuk bisa belajar lebih dari sekadar menulis berita dan mengambil gambar. Untuk bisa memiliki kemampuan yang lebih memang kita dituntut untuk berguru pada ahlinya. Walaupun kami adalah angkatan pertama Akademi Menulis Kompasiana, namun pelaksanaannya sudah cukup baik dan berharap agar materi selanjutnya nanti bisa lebih variatif lagi. Semoga segala teori dan praktek yang kami pelajari di Kompasiana bisa dijadikan salah satu strategi komunikasi bagi PLN agar terwujud citra PLN yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H