Pertempuran surabaya merupakan pertempuran antara tentara Indonesia dan tentara Inggris yang terjadi pada 27 Oktober sampai 20 November 1945 di Surabaya. Peristiwa terbesar adalah pada tanggal 10 November 1945, yang setiap tahun diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Kronologis Kejadian
Tentara Inggris mendarat di Surabaya pada tanggal 25 oktober 1945. Mereka tergabung dalam pasukan AFNEI atau Allied Forces Netherlands East Indies yang diboncengi tentara Belanda dalam pasukan NICA.
Pada awalnya, tujuan tentara Inggris adalah untuk melucuti senjata tentara Jepang dan membebaskan tawanan perang. Dibalik itu, mereka memiliki tujuan tersembunyi yaitu membantu Belanda untuk merebut Kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa ini dipicu insiden Hotel Yamato pada tanggal 19 September 1945, dimana pada saat itu Belanda mengibarkan bendera Belanda yang membuat kegaduhan di kalangan penduduk Surabaya.
Resimen Soedirman beserta Sidik dan Hariyono bertemu dengan tentara Belanda WVC Ploegman di Hotel Yamato untuk meminta menurunkan bendera Belanda yang berkibar.
Namun tentara Belanda bersikeras menolak permintaan tersebut, keributan-pun terjadi sampai menewaskan beberapa orang termasuk Ploegman dan Sidik.
Sejak peristiwa itu, suasana menjadi tegang antara Tentara indonesia, AFNEI dan NICA
Tewasnya Jendral AWS Mallaby merupakan sebuah peristiwa yang membuat Inggris marah besar terhadap rakyat Surabaya. Kejadian pada tanggal 30 Oktober 1945 pukul 20.30, saat tentara Inggris melakukan pawai bermobil untuk mengupayakan perdamaian di Surabaya, keributan pun terjadi kembali sampai terjadi tembak-menembak di Jembatan Merah. Inggris pun mengeluarkan ultimatum 10 November 1945.
Mayor Jendral Robert Mansergh pengganti Brigadir Jendral Mallaby,mengeluarkan ultimatum kepada semua pimpinan dan warga Indonesia yang bersenjata untuk menyerahkan senjatanya dan mengangkat tangan sampai batas pukul 06.00 pagi.
Ultimatum tersebut dianggap penghinaan bagi semua masyarakat Surabaya termasuk pemuda, mahasiswa dan pelajar. Maka pada tanggal 10 November 1945, Inggris melakukan serangan bertubi-tubi di wilayah Surabaya.
Pada saat itu Bung Tomo memberikan semangat kepada para pejuang dengan melakukan orasi lewat radio menggaung di Kota Surabaya, " Merdeka atau Mati, Allahu Akbar.. Allahu Akbar"
Dalam pertempuran tersebut, inggris membombardir kota Surabaya dengan melakukan serangan dari darat dan udara hingga menewaskan 20.000 pejuang surabaya.
Penduduk banyak meninggalkan kota Surabaya karena bangunan rumah-rumah hancur akibat serangan tentara Inggris. Pertempuran Surabaya tidak akan pernah hilang dalam ingatan, masih menjadi pilu mendalam di hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H