Mohon tunggu...
Dianingtyas Kh.
Dianingtyas Kh. Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Biasa saja, tak ada yang istimewa. http://khristiyanti.blogspot.com/\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Hari Pahlawan] Tumbal

10 November 2013   06:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:22 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kami sudah menduganya. Anak-anak membereskannya malam ini."

"Maksud Mayor?"

"Ibu, dalam sebuah perjuangan, harus ada yang berkorban dan dikorbankan. Taruno sudah memutuskan untuk mengorbankan teman-teman dan tanah tumpah darahnya sendiri kepada musuh. Ini tak dapat ditolerir. Ia pengkhianat. Pengkhianat harus menjadi tumbal dalam perjuangan ini."

"Tapi Mayor..."

"Kami sudah lama mencurigai hal ini, Ibu. Kehidupan Taruno jauh lebih mewah dibandingkan masyarakat kita. Hari ini hanya sebagai pemicunya saja. Kebetulan banyak saksi yang melihat Taruno menunjukkan keberadaan Bapak Kita kepada Belanda."

***

Esok hari tersiar dua kabar di desa kecil itu. Bapak Kita kembali pulang meskipun sekujur tubuhnya penuh luka. Di ujung desa, Taruno tertembak dengan sebuah luka menganga bekas  peluru di dadanya. Ia harus menjadi tumbal dalam perjuangan ini, menjadi tumbal karena pengkhianatannya terhadap negerinya sendiri.

Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community dengan judul : Inilah Hasil Karya Peserta Event Fiksi Hari Pahlawan

Silakan bergabung di Grup Fiksiana Community


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun