Mohon tunggu...
Dianingtyas Kh.
Dianingtyas Kh. Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Biasa saja, tak ada yang istimewa. http://khristiyanti.blogspot.com/\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Hari Pahlawan] Tumbal

10 November 2013   06:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:22 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mayor Kusmanto tampak serius menghadapi kertas di depannya. Itu denah markas Belanda. Beberapa kali ia terlihat berbicara sambil menunjuk-nunjuk peta. Amirin tak tahu apa yang dibicarakan, tetapi ia tahu ini menyangkut keselamatan suaminya. Perlahan ia keluar dari ruang tengah dan menuju ke pendopo.

"Selamat malam, Mayor," sapanya.

Mayor Kusmanto berhenti dari kegiatannya dan mengangguk hormat kepada nyonya rumah.

"Kami sedang menyusun strategi, Bu. Fajar nanti kami akan membebaskan Bapak."

"Terima kasih, Mayor," sahutnya.

"Kita berdoa saja, Bu, semoga usaha kita berhasil."

Amirin mengangguk.  Ia harap begitu.

"Ada satu yang ingin saya sampaikan, Mayor," ujarnya lagi.

Mayor Kusmanto menatapnya.

"Siang tadi ketika Belanda menggeledah rumah ini, saya sempat mendengar suara seseorang yang menunjukkan keberadaan suami saya kepada serdadu-serdadu itu."

"Suara sengau berbahasa Belanda, Bu?" jawab Mayor Kusmanto. Amirin mengangguk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun