Mohon tunggu...
Dian Kelana
Dian Kelana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana kehilangan arah

www.diankelana.web.id | www.diankelanaphotography.com | www.diankelana.id

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bagaimana Mengurus Pindah Sekolah Antar-Provinsi?

4 Mei 2019   07:32 Diperbarui: 7 Juli 2021   22:07 6423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengurus Pindah Sekolah Antar-Provinsi (Dokpri)

Saya ingin berbagi pengalaman disini, mudah-mudahan saja bermanfaat. 

Ini pengalaman saya tahun 2016 lalu, mengurus kepindahan sekolah anak saya Rizqy dari SD Tomang 03 Pagi ke SD Larangan Utara 8, Tangerang. Karena rumah yang kami tempati di Tomang mau di Renovasi oleh pemiliknya, maka kami harus mencari rumah pengganti dimana nanti kami akan tinggal. 

Jakarta tidak menjadi pilihan kami, karena harga yang tidak terjangkau oleh kemampuan finansial kami. Kalau dipaksakan, maka modal kami akan terkuras hanya untuk rumah, sementara modal untuk usaha semakin menipis.

Baca juga :Pindah Sekolah dari SMA Negeri ke SMA Islam Terpadu Swasta

Setelah mencari kesana kemari, akhirnya salah seorang saudara istri saya menawarkan rumah di sekitar Ciledug, Tangerang. Kami setuju dengan rumah yang ditawarkan itu, dan kamipun pindah kesana. Urusan selanjutnya adalah memindahkan sekolah Rizqy ke tempat yang baru. 

Setelah mencari, kami menemukan sekolah dasar di Larangan Utara, yaitu Sekolah Dasar Larangan Utara 8. Pihak sekolah menawarkan kepada kami, apakah akan mengurus sendiri atau mau dibantu dalam pengurusannya. Kalau mau dibantu dia menyebutkan sejumlah angka tertentu sebagai biayanya.

Baca juga : Ratapan Anak Pindah Sekolah, Sebuah Pandangan Grafologi

Mengambil pengalaman dari saat saya mengurus sendiri peningkatan status rumah kami yang masih serifikat HGB untuk ditingkatkan menjadi Sertifikat Hak Milik, maka saya mengatakan bahwa saya akan mengurus sendiri perpindahan Rizqy. Pihak sekolahpun menyetujuinya dan memberikan bahan yang kami butuhkan dan alamat yang harus kami tuju.

Mengurus perpindahan dari Jakarta, saya lebih dulu mengambil berkas dari sekolah yang akan kami tinggalkan. Setelah lengkap saya disuruh ke dinas tingkat kecamatan yang berkantor di kantor Camat Grogol Petamburan, yang berada di Tanjung Duren. 

Selesai di Tanjung Duren, saya dibekali satu berkas surat pindah yang harus saya urus ke dinas Pendidikan Dasar di kantor Walikota Jakarta Barat. Disana berkas harus saya tinggalkan, karena banyaknya berkas pindah sekolah yang harus dikerjakan oleh petugas, saya disuruh datang esok harinya.

Baca juga : Pindah Sekolah Susah? Nggak Juga Tuh...

Besoknya saya kembali ke kantor dinas yang berada di kantor Walikota Jakarta Barat itu. Alhamdulillah sudah selesai. Karena perpindahan sekolah Rizqy sudah melewati dua propinsi, yaitu DKI Jakarta dan Banten, maka saya harus mengurus lagi ke tingkat dinas yang lebih tinggi, yaitu Dinas Pendidikan Dasar Propinsi DKI Jakarta, yang berada di Jalan Gatot Subroto, Kuningan, Jakarta Selatan.

Untuk menghindari macet disekitar jalan Gatot Subroto, esoknya saya berangkat lebih pagi, sekitar jam enam dari Tomang. Dengan menaiki bus Transjakarta, saya meluncur ke Kuningan, jalanan masih sepi, sehingga waktu tempuh bus yang saya tumpangi lebih cepat. 

Sehingga tidak sampai setengah jam saya sudah sampai di halte busway Kuningan Barat. Turun dari Busway, saya berjalan kaki menuju kantor Wilayah Pendidikan Dasar dan Menengah DKI Jakarta, yang hanya berjarak sekitar 300 meter dari halte busway.

Memasuki halaman Kantor Wilayah Pendidikan Dasar dan Menengah Propinsi DKI Jakarta yang masih sepi, maklum saja baru jam setengah tujuh, saya lalu menuju meja petugas keamanan, menanyakan dimana kantor tempat mengurus pindahan murid sekolah dasar. Petugas keamanan yang bertugas langsung menyebutkan lantai yang harus saya tuju, dan dia menambahkan mudah-mudahan petugasnya sudah ada.

Antara percaya dan tidak percaya, saya lalu menuju lift dan memencet nomor yang disebutkan tadi. Begitu sampai di lantai yang dituju dan berjalan ke ruangan yang disebutkan petugas tadi, saya melihat beberapa pegawai memang sudah mulai bekerja, padahal belum lagi pukul 07.00 pagi. 

Rupanya sang petugas keamanan tadi tidak berbohong atau asal ngomong. Setelah menyebutkan keperluan saya, pegawai yang saya temui pertama di ruangan itu lalu menunjuk ke arah seorang petugas lain yang sudah mulai bekerja di ruangan yang tidak jauh dari tempat saya berdiri. Saya lalu menemui petugas dimaksud dan mengatakan keperluan saya menemuinya. 

Tanpa nanyak bertanya, sang pegawai lalu mengambil berkas yang saya sodorkan. Setelah memeriksanya sejenak dia lalu ke sudut lain di ruang kerjanya untuk melakukan pencocokan data. Tak lama kemudian dia berbalik, lalu membubuhkan cap stempelnya di berkas saya, kemudian menanda tanganinya dan kemudian mengembalikannya kepada saya, selesai.

Secepat itu?

Rasanya saya tidak percaya dengan peristiwa yang baru saja saya alami. Rasanya tidak sampai lima menit saya berada di ruangan itu. Padahal saya sudah menyiapkan diri untuk mengurus surat pindah anak saya Rizqy untuk sehari penuh! 

Nyatanya saya hanya membutuhkan waktu tidak sampai satu jam, sejak saya berangkat dari rumah di Tomang. dan hanya sekitar 10 menit di lingkungan Kantor Wilayah Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta ini. Luar biasa!

Selesai urusan di Jakarta, saya langsung ke Ciledug, menuju Sekolah Dasar Negeri 8 Larangan Utara. Menemui kepala Sekolah yang sudah saya kenal, karena ini adalah kedatangan saya yang kedua kalinya menemui dia. Kedatangan pertama saat saya menanyakan kursi di kelas tiga untuk Rizqy. 

Ibu kepala sekolah yang sudah mendekati pensiun itu menerima berkas saya, lalu kemudian membuat surat pengantar untuk pengurusan di tingkat Kotamadya. Beliau juga mengatakan apakah akan dibantu mengurusnya atau akan mengurus sendiri. Saya lalu mengatakan akan mengurus sendiri, karena ingin tahu juga bagaimana "situasi" di Kota Tangerang ini!.

Setelah surat pengantar selesai dan diserahkan kepada saya, ibu kepala sekolah mengatakan kalau saya harus mengurusnya ke kantor Dinas Pendidikan Kotamadya Tangerang yang berada di gedung Cisadane, Tangerang kota. Setelah menerima berkas yang diserahkan ibu kepala sekolah, saya lalu minta izin pamit.

Dari Larangan saya lalu ke Ciledug, terus naik angkot ke Cikokol. Dari Cikokol pindah angkot yang melewati Pintu Air, Tangerang. Sampai di Pintu Air saya turun angkot, menyeberangi sungai Cisadane, lalu bertanya ke penduduk yang saya temui, menanyakan dimana letak gedung Cisadane. 

Setelah ditunjukkan, saya lalu berjalan sesuai arahan orang yang saya tanyai tadi. Rupanya lumayan jauh juga berjalan di bawah terik matahari pagi dan sedang melaksanakan puasa. Saya lihat di Google maps jalan yang akan saya tempuh rasanya tidak begitu jauh. Makanya saya tetapkan untuk terus berjalan kaki.

Setelah bertanya beberapa kali lagi, setelah berjalan sekitar setengah jam, akhirnya saya sampai di Gedung Cisadane, Tangerang. Ada beberapa instansi yang berkantor disana, termasuk Dinas Pendidikan Kotamadya Tangerang.

Masuk gedung Cisadane, saya lalu memperhatikan keadaan sekeliling ruangan beranda yang cukup luas. Masih pagi belum jam sembilan, belum semua pegawai yang datang. Saya melewati beranda dan masuk belok kiri melewati koridor yang cukup panjang sambil melihat tulisan yang terpampang di depan pintu setiap ruangan, sehingga akhirnya saya menemukan tempat yang saya cari, kantor Dinas Pendidikan Kodya Tangerang. 

Sebagaimana ruangan yang lainnya, disana juga terlihat belum semua pegawai yang masuk. Tapi saya melihat beberapa anak sekolah wanita berpakaian seragam yang sedang PKL membantu melayani para tamu yang berdatangan dengan urusannya masing-masing. 

Sayapun lalu mendekati salah seorang dari para pelajar yang memakai jaket almamater sebuah SMK di Tangerang tersebut, menanyakan dimana tempat mengurus surat pindah anak sekolah dasar. Sang siswi lalu menanyakan berkas yang saya bawa, setelah menyerahkan kepadanya dan memeriksa kelengkapannya, dia lalu memberi saya nomor antrian dan menyuruh saya menunggu hingga dipanggil nanti.

Menjelang jam 11 siang saya dipanggil, berkas saya sudah selesai. Sebelum berkas diserahkan ke tangan saya, saya disuruh memeriksanya lebih dulu dengan dibantu oleh siswi SMK yang sedang tugas praktek di sana. 

Setelah semua dijelaskan, saya lalu menyimpan berkas itu di tas, dan langsung pulang ke Ciledug. Esok harinya saya kembali ke Sekolah Dasar Larangan Utara 8, menemui ibu kepala sekolah dan menyerahkan semua berkas yang sudah di legalisir oleh Dinas Pendidikan Dasar Kodya Tangerang.

Tuntas sudah tugas saya menyelesaikan perpindahan sekolah anak saya Rizqy, dari Tomang ke Ciledug. Lalu berapa biaya yang harus saya keluarkan untuk mengurus perpindahan, yang harus mengunjungi sekian kantor pemerintah, dalam hal ini Kantor Dinas Pedidikan, baik yang di Jakarta, mulai tingkat kecamatan, kotamadya lalu tingkat Kantor Wilayah Propinsi DKI Jakarta, dan lalu berlanjut ke Sekolah Dasar Larangan 8 hingga ke Kantor Dinas Pedidikan tingkat Kotamadya Tangerang, Banten? Gratis!!!

Benar-benar gratis! Saya hanya mengeluarkan uang untuk biaya fotocopy, dan uang transpor naik angkutan umum selama saya mengurus ke beberapa tempat tersebut. Karena bulan puasa, sayapun tak mengeluarkan uang untuk jajan atau makan siang selama dalam pengurusan tersebut. 

Di Kantor Dinas Pendidikan Kecamatan Grogol Petamburan, saya malah sempat bertanya berapa biaya yang harus saya bayarkan, saat berkas saya telah selesai di proses dan diberikan kepada saya. 

Petugas disana dengan tegas mengatakan saya tidak perlu membayar, sehingga justru saya yang malu hati melihat kejujuran mereka, namun juga bangga karena Pemerintah DKI maupun Tangerang, Banten. Telah bekerja dengan baik sebagai abdi negara, yaitu melayani dan bukan minta dilayani.

*****

Artikel ini sebelumnya saya posting di www.diankelana.web.id, tiga tahun lalu, mendapat respon yang cukup tinggi dari pembaca dengan 47.963 pengunjung. Hingga tahun 2018, saya masih menerima komentar maupun pertanyaan sekitar proses pindah sekolah ini . Mengingat tidak lama lagi masa lulusan sekolah akan tiba, saya rasa artikel ini masih cukup relevan untuk ditampilkan di Kompasiana, agar lebih banyak orang tua yang bisa mengambil manfaatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun