Mohon tunggu...
Dian Kelana
Dian Kelana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana kehilangan arah

www.diankelana.web.id | www.diankelanaphotography.com | www.diankelana.id

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Selamat Jalan, Dinda

10 Mei 2016   02:38 Diperbarui: 9 Juni 2016   03:28 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ambarawa. Foto: Dian Kelana"][/caption]

Pesawatnya sudah datang, demikian SMS-mu padaku

Sebuah kalimat singkat yang bagai pedang menusuk hatiku begitu dalam

Sebuah kalimat yang menyiratkan sebuah kata yang tak ingin ku dengar apalagi ku ucapkan: perpisahan

Kamu telah berangkat pergi, meninggalkan hiruk pikuk kisah yang tak ingin terulang lagi.

Putuslah sudah harapan yang pernah membubung begitu tinggi melewati batas imajinasi

Meninggalkan sesal dan rasa bersalah yang tak ada guna untuk diingat lagi

.....

Kau tinggalkan negeri beton tuk mengejar mimpi yang menjulang jauh ke langit tak bertepi

Untuk menjadi blogger profesional tempat kita menggantungkan hidup atau mati

Seperti mereka yang setiap saat kehadirannya selalu menjadi inspirasi

Jakarta, aku datang... 

Demikian binar tatapan matamu saat aku menyambut kedatanganmu di bandara

Tatapan mata yang memancarkan gelora penuh semangat tak tertandingi

Setelah berkumpul sejenak melepas rindu bersama keluarga yang kamu tinggalkan bertahun

Kamu pun datang menginjakkan kaki di bentara ibukota bagai seorang petarung siap menghunuskan pedang

Lalu bersama kita menyerbu acara demi acara dengan semangat menggebu

Lalu dalam suatu saat kita berikrar pada sebuah ikatan untuk saling menyatu

.....

Itulah kisah singkat yang kini telah menjadi masa lalu

Yang mungkin akan dikenang dengan perasaan sendu mengharu biru

Prahara demi prahara mulai menggoyahkan kebersamaan yang belum teruji perjalanan sang waktu

Menggoyahkan keyakinan yang baru seumur jagung

Yang belum berakar kuat menancap bagaikan sebuah gunung

.....

Kini kamu telah kembali kesana

Kenegeri beton yang dulu ditinggalkan tergesa

Membawa hati yang menyisakan rasa kecewa

Karena tiada tercapainya impian yang masih menggantung di angkasa

....

Betapa sulitnya aku merangkai kata menyikapi perpisahan ini

Hingga hanya sepenggal kalimat yang dapat kusampaikan:

Selamat Jalan, Dinda...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun