Â
Sebuah tanda tanya besar menggantung di kepala kita, saat melihat data yang dikeluarkan oleh kantor Biro Pusat Statistik tentang angkatan kerja Indonesia dan penyerapannya di dunia kerja.
Pertanyaan itu bersumber pada data yang mengungkapkan rendahnya penyerapan tenaga kerja yang berasal dari lulusan SMK dibandingkan dengan mereka yang lulusan SMA. Padahal seharusnya sesuai dengan tujuan pembentukan atau pendirian SMK ini adalah untuk menyiapkan tenaga trampil untuk mengisi lowongan pekerjaan dengan keterampilan tingkat menengah, sesuai dengan klasifikasi kebutuhan perusahaan. Lalu kenapa justru mereka yang sudah dipersiapkan ini justru tidak bisa mengisi pos-pos pekerjaan yang sebenarnya adalah untuk mereka? Lalu bagaimana dengan tenaga kerja ini mempersiapkan diri menghadapi pasar bebas Asean yang dipresentasikan sebagai Masyarakat Ekonomi Asean, yang gemboknya akan dilepas dan pintu masuknya tenaga asing itu akan dibuka beberapa hari lagi?
Dalam menghadapi persaingan yang teramat ketat dalam MEA ini, negara-negara Asean haruslah mempersiapkan sumber daya manusia atau SDM yang trampil, cerdas, dan kompetitif. Nah, bagaimana strategi Indonesia dalam menghadapi persaingan ini, kalau pada persaingan tingkat lokal saja para pelajar SMK ini banyak berguguran, sementara Indonesia adalah pangsa pasar tenaga kerja terbesar di kawasan Asean yang akan menjadi ladang garapan para pekerja kelas menengah dan bawah. Apakah kita akan kembali jadi penonton di negeri sendiri dengan tingkat pengangguran yang akan semakin tinggi?
Inapen, sebuah lembaga pendidikan informal, pernah melakukan penelitian kenapa rendahnya penyerapan tenaga kerja lulusan SMK ini di tengah pasar tenaga kerja yang sebenarnya sangat berpotensi mereka isi, sesuai dengan ijazah dan keterampilan yang mereka dapatkan di sekolah asal mereka. Dalam penelitian tersebut pihak Inapen menemukan beberapa kelemahan atau kekurangan dari para tamatan SMK ini, sehingga mereka gagal dan kalah bersaing dengan teman-temannya yang tamatan SMA.
Karena merasa sudah menguasai ilmu yang mereka dapatkan di sekolah, para siswa lulusan SMK ini banyak yang merasa tidak perlu lagi mengupgrade dirinya dengan ilmu-imu lain yang tidak mereka dapatkan di sekolah. Misalnya dengan mengikuti kursus-kursus atau seminar yang tidak ada hubungannya dengan apa yang mereka dapatkan di sekolah namun penting bagi mereka disaat hendak melamar dan memasuki dunia kerja. Banyak diantara mereka yang lulusan SMK tersebut yang merasa bahwa mereka telah menguasai segalanya, padahal masih banyak yang belum mereka ketahui, bagaimana sebenarnya dunia kerja itu menantang mereka dengan situasi yang berbeda dengan ruang kelas atau ruang praktikum mereka. Walau pihak sekolah telah berusaha sedapat mungkin membuat suasana ruang kelas atau ruang praktik mereka mendekati suasana ruang kerja sesuai dengan jurusan yang diajarkan, namun dunia kerja yang dinamis dan berkembang setiap saat tentu tidak bisa dengan serta merta bisa mereka ikuti dan aplikasikan di sekolah.
Magang, sebagai alternatif lain untuk meningkatkan kualitas diri.
Satu hal lagi yang dapat meningkatkan kualitas angkatan kerja Indonesia adalah dengan mengikuti program magang yang sering diadakan oleh perusahaan-perusahaan besar. Dengan mengikuti magang, para calon tenaga kerja ini akan banyak mendapatkan ilmu dan pengalaman yang sudah pasti sesuai dengan yang dibutuhkan di pasaran kerja, seperti:
- Merasakan kesempatan, berhubungan dengan lingkungan profesional.
- Magang memiliki peluang, merasakan bekerja di perusahaan nyata dan mecoba karir yang diminati
- Membuka network, merasakan suasana kerja sebelum bekerja.
- Membangun kepercayaan diri, serta mengidentifiasi ketrampilan, kemampuan dan bakat.
- Membiasakan diri, memanfaatkan perangkat kerja (software & hardware) dalam dunia kerja sesungguhnya.
- Membentuk karakter profesional dalam dunia kerja.
Â
Masyarakat Ekonomi Asean yang diikuti oleh pasar bebasnya, dalam hitungan hari lagi akan mendatangi kita, siap tidak siap kita harus menghadapinya. Mereka yang siap akan berjaya dan yang tidak siap akan tergilas. Pilihan ada ditangan Anda!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H