Mohon tunggu...
Dianita Sahentendi
Dianita Sahentendi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ingin meningkatkan kemampuan menulis saya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Stop Normalisasi

3 Maret 2024   13:44 Diperbarui: 11 Maret 2024   09:32 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Setop Normalisasi "Rape Culture". (Sumber: Thinkstockphotos via kompas.com)

Diperlukan keberanian dari setiap korban untuk menyuarakan ketidakadilan dan ketertindasan yang dialaminya sebagai korban kekerasan seksual.

Catatan Kaki

[1] Rifka Annisa Women's Crisis Center, "Visi Misi" diakses dari Rifka Annisa - Visi dan Misi (rifka-annisa.org) pada 27-02-2024 pukul 22:17 WIB.

[2] Amalia Rizkyarini sebagai konselor psikologis dari Rifka Annisa wawancara pada 19 Agustus 2023

[3] Salsabila Putri Pertiwi, "Apa itu Rape Culture? Kenali Bentuknya, Jangan Sampai Berlanjut!" diakses dari https://cewekbanget.grid.id/read/062796102/apa-itu-rape-culture-kenali-bentuknya-jangan-sampai-berlanjut pada 27-02-2024 pukul 18:22 WIB.

[4] Aulya Enggarining Restikawasti dan Warsono, "Alasan Perempuan Melakukan Victim Blaming pada Korban Pelecehan Seksual" JCMS Vol. 4, No. 1 Tahun 2019, 11.

[5] Simfoni PPA diakses dari SIMFONI-PPA (kemenpppa.go.id) pada 22-02-2024 pukul 19:49 WIB.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun