Satu lagi bahaya laten sampah plastik, ya benar, banjir! Banjir jadi bencana musiman bagi warga Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Sampai-sampai Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta mencatat volume sampah dari sungai Jakarta yang sebagian besar adalah plastik, setara 2,5 kali bangunan Monas. Pantas saja Jakarta sering banjir saat musim hujan, hanya dalam 3 bulan selama periode Oktober hingga Desember 2021, gunungan sampah yang menumpuk sebanyak itu.
Diet Plastik dengan Gaya Hidup Ala 6P
Kata siapa kegiatan kecil yang dimulai dari diri sendiri tidak berdampak untuk menangani sampah plastik di Indonesia? Justru melalui cara ini dinilai sangat efektif untuk mendorong masyarakat secara ‘sadar’ dan ‘ikhlas’ untuk mengurangi jumlah sampah plastik yang dihasilkan secara individual. Lalu, bagaimana caranya? Saya sedikit berbagi strategi yang sudah saya implementasikan lima tahun terakhir setelah menikah dan pindah ke apartemen. Strategi dengan 6 langkah jitu yang saya singkat menjadi ‘6P’, bertujuan untuk mengurangi sumber sampah plastik yang berdasarkan pengalaman saya tidak memberatkan untuk diterapkan di berbagai lingkungan dan tanpa pandang usia.Â
Saya tekankan awal keberhasilan strategi 6P harus disertai dengan upaya, niat dan tekad bulat dari diri sendiri. Saran saya, dari beberapa tips di bawah ini mulailah dengan tips yang paling mudah dan tidak merepotkan. Pokoknya, semua strategi yang terangkum dalam 6P adalah cara sederhana diet plastik yang sudah banyak beredar dan tentunya low budget versi saya. Penasaran, kan? Simak yuk penjelasannya.
1. Pakai tas atau kantong belanja reusable
 Jangan lupa untuk selalu membawa kantong belanja sendiri atau tas kain yang bersifat reusable dimanapun dan kapanpun saat berpergian. Biar tidak tertinggal atau lupa, bisa disiasati dengan cara menyimpan beberapa tas reusable di kendaraan pribadi yang sering dibawa. Mungkin ini cara yang paling umum tapi sering terlupakan saat mendesak. Dengan demikian kita akan terbiasa diet kantong plastik dan say goodbye to plastic saat berbelanja ataupun membawa barang saat berpergian.
2. Pakai botol tumbler dan wadah makan serta alat makan sendiri saat jajan di luar
Di kala berpergian, pasti pernah tiba-tiba merasa haus atau lapar dan ingin beli minum atau makanan. Betul atau betul? Alih-alih membeli minuman atau makanan kemasan sekali buang, ada baiknya kita sudah mempersiapkan botol minum/tumbler yang sudah terisi dan juga wadah makanan dari rumah. Mungkin terlihat merepotkan di awal, namun jika sudah terbiasa, saya rasa jajan di kaki lima juga tak masalah kalau kita meminta untuk dimasukkan ke dalam kotak atau wadah tupperware/reusable tersebut. Dan jangan lupa pula untuk membawa alat makan serta sedotan sendiri saat nongkrong di cafe biar makin afdol niatnya mengurangi sampah plastik. Sedotan dan alat  makan yang terbuat dari bambu atau bahan lainnya yang ramah lingkungan mudah kok untuk didapatkan. Ya, sambil menyelam minum air. Sambil usaha melestarikan lingkungan, dapat pula hematnya.  Sangat worth it, pokoknya!
3. Pilih produk yang bukan dikemas dengan plastikÂ
Nah, strategi  yang ketiga ini agaknya gampang-gampang susah diterapkan. Pelan-pelan kita biasakan untuk meminimalisir produk sehari-hari yang memiliki kemasan plastik atau sachet. Jadi, ketika kita membeli produk seperti saos, kecap, sabun dan sebagainya ada baiknya kita memilih kemasan berbahan dasar botol kaca, kardus atau sejenisnya yang lebih besar dan bisa dipakai berulang. Jika dihitung-hitung, kemasan besar sering ada harga diskonnya jadi lebih murah, lebih awet  dan mengurangi sampah kemasan plastik.Â
4. Pembelian produk segar dalam jumlah banyak dengan wadah kontainer