Ibu-ibu di sini terlibat menanam. Supaya mereka mendapat pengalaman bagaimana rasanya menanam puluhan hektar. Bakau di sini (ditanam) dari nol. Dulu di sini lumpur, ia menunjuk area tempat wisata tempat kami berbincang itu. Yang ada hanya bakau api-api, kemudian ditanam jenis bakau lainnya. Berdasarkan pengamatan di areal Setapuk Mangrove, banyak ditanam jenis bakau minyak (Rhizopora apiculate) dan Bakau Kurap (Rhizopora macronata).
Tahun 2016-2018 hasilnya lumayan, bahkan pengunjung tidak pernah sepi. Terlebih Sabtu Minggu. Namun sejak 2018 hingga 2020 ini musim hujan lebih panjang. Musim hujan menjadi kendala karena akses jalan jadi buruk dan lahan mangrove tergenang cukup tinggi sehingga sulit untuk melakukan penanaman.
“Pemasukan kita hanya dari sini (pengunjung). Kita pakai untuk renovasi. Saat kami berkunjung, Mangrove Setapuk tampak sepi. Selain kami bertiga, pengunjung tampak 2 orang pengunjung yang datang menjelang sore sekitar pukul 15.00. Kemudian beberapa orang anak muda berjumlah 5 orang. Sewaktu kami datang, pintu tiket tidak dijaga. Kami mengira karena pandemi, lokasi wisata tutup sementara. Namun beberapa pekerja yang memperkeras jalan setapak menuju taman mangrove mempersilakan kami masuk. Tampaknya meskipun cukup dikenal, belum ada program pembangunan jalan menuju taman mangrove jalan Jalan setapak menuju lokasi mangrove berupa jalan tanah lumpur yang licin saat hujan.
Di sebelah kiri terdapat sungai yang mengalir menuju pantai. Di tepi sungai dibangun dermaga, beberapa perahu nelayan ditambatkan. Sebelah kanan, tampak pemukiman yang diselingi ladang masyarakat sekitar yang didominasi pohon kelapa. Di bawah pohon kelapa dimanfaatkan untuk menanam padi. Di lahan kosong, semak yang masih pendek menghijaukan pemandangan. Tampaknya lahan ini baru saja dibersihkan untuk persiapan penanaman. Hujan yang tak kenal musim di Kalimantan Barat ini membuat rumput dan semak cepat sekali tumbuh. Perjalanan singkat yang berjarak sekitar 1 kilometer ke lokasi tujuan tidak begitu melelahkan karena medan yang datar. Hanya sedikit batuan pecah beberapa bagian licin yang perlu diwaspadai. Â Â
Catatan: Setapuk Mangrove pada kunjungan kami di 2021, berganti nama menjadi Singkawang Mangrove Park seiring perubahan pengelolaan kawasan mangrove oleh instansi pemerintahan Singkawang Utara, Kota Singkawang, Kalimantan Barat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H