Motif berbohong yang ia lakukan adalah untuk melindungi diri dari kemarahan orang dewasa. Sementara label "anak nakal" pada Dinda yang diulang-ulang akhirnya juga tertanam di benak Keenar. Ia akhirnya memiliki sasaran pelimpahan perbuatannya pada si anak nakal tersebut, yang memiliki kesan pantas melakukan coret-coret yang dianggap bentuk kenakalan. Artinya ada yang harus diperbaiki dalam komunikasi, mengubah penerapan konsekuensi aturan boleh tidak boleh, dan sebagainya.
Kita orang dewasa ini terus belajar. Seperti ungkapan seorang teman, bukan orang tua yang mengajari anak-anaknya. Justru anak-anaklah yang mengajari kita bagaimana menjadi orang tua.
Semoga bermanfaat.
Sumber referensi : Â Mengapa Kita Berbohong. National Geografic Indonesia. Edisi Juni 2007 halaman 47.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H