Tasawuf modern dapat dianggap sebagai periode ketiga dalam perkembangan tasawuf. Pada masa ini, tasawuf menjadi lebih terbuka dan lebih diterima oleh masyarakat. Sejumlah tokoh tasawuf modern seperti Muhammad Iqbal, Abu al-Hasan al-Nadwi, dan Muhammad al-Ghazali telah memainkan peran penting dalam mengembangkan tasawuf modern.
Tasawuf modern memiliki banyak kesamaan dengan tasawuf klasik, namun juga memiliki perbedaan signifikan. Salah satu perbedaan utama antara tasawuf modern dengan tasawuf klasik adalah bahwa tasawuf modern lebih banyak memperhatikan keseimbangan antara praktik spiritual dan aktivitas dunia. Para tokoh tasawuf modern juga lebih banyak menulis tentang aplikasi tasawuf dalam kehidupan modern.
Sedangkan menurut jurnal. Syukur, Dahlan. (2023). Perkembangan Ilmu Tasawuf dari Klasik sampai Modern. penjelasan perkembangan tasawuf dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :
1.Perkembangan Tasawuf Pada Masa Klasik
 Tasawuf merupakan disiplin ilmu dalam Islam yang mempelajari aspek-aspek spiritual dan kehidupan mistik. Perkembangan tasawuf pada masa klasik bermula pada abad ke-8 hingga abad ke-12 Masehi. Pada masa ini, tasawuf berkembang sebagai gerakan yang mengedepankan pengalaman spiritual dan kehidupan mistik. Beberapa tokoh tasawuf terkemuka pada masa klasik antara lain Al-Hallaj, Al-Junaid, dan Abu Yazid Al-Busthami.
Al-Hallaj, salah satu tokoh tasawuf terkemuka pada masa klasik, menekankan pentingnya pengalaman spiritual dan kehidupan mistik dalam mencapai kebenaran. Ia memahami bahwa kebenaran hanya dapat dicapai melalui pengalaman spiritual yang mendalam dan melalui proses penyucian jiwa. Al-Hallaj dikenal dengan pernyataannya "Ana al-Haqq" (Aku adalah Kebenaran), yang menyebabkan ia dianggap sesat dan akhirnya dihukum mati pada tahun 922 Masehi.
Sementara itu, Al-Junaid merupakan tokoh tasawuf yang menekankan pentingnya ikhlas dan mengikuti jejak para sahabat dalam memperoleh kebenaran. Menurut Al-Junaid, hanya dengan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dan mengikuti ajaran Islam secara ketat, manusia dapat mencapai kebenaran sejati.
Abu Yazid Al-Busthami, tokoh tasawuf yang lahir pada abad ke-9, menekankan pentingnya "fana" atau penghapusan diri dalam mencapai kesatuan dengan Allah. Ia berpendapat bahwa hanya dengan menghancurkan ego dan keinginan duniawi, manusia dapat mencapai kesatuan dengan Allah.
Pada masa klasik, tasawuf berkembang sebagai gerakan yang kurang terorganisir dan lebih mengutamakan pengalaman spiritual. Para tokoh tasawuf pada masa klasik menekankan pentingnya memahami dan mengalami hakikat Islam secara langsung melalui pengalaman mistik. Meskipun demikian, prinsip-prinsip dasar tasawuf pada masa klasik masih relevan hingga saat ini dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan manusia.
2.Perkembangan Tasawuf Pada Masa Pertengahan
 Perkembangan tasawuf pada masa pertengahan atau abad ke-12 hingga ke-15 Masehi mengalami perubahan signifikan dalam hal teori dan praktik. Pada masa ini, tasawuf menjadi lebih terorganisir dan memperoleh pengakuan dari kalangan ulama dan penguasa. Beberapa tokoh tasawuf terkemuka pada masa ini antara lain Al-Ghazali, Jalaluddin Rumi, dan Ibn Arabi.