2. Tegakkan Hukum untuk Melawan Politik Uang Politik uang bukan hanya menghina kecerdasan pemilih, tapi juga merusak fondasi demokrasi itu sendiri. Penegakan hukum harus berani dan tegas untuk memberantas praktik ini. Tanpa keadilan yang nyata, pemilu hanya menjadi ajang jual beli suara.Â
3. Transparansi adalah Harga Mati Proses pemilu yang transparan adalah kunci kepercayaan rakyat. Penghitungan suara, laporan keuangan kampanye, hingga pengawasan independen harus dilakukan secara terbuka. Demokrasi tanpa transparansi hanya akan melahirkan kecurigaan dan apatisme publik.Â
4. Peran Media yang Kritis dan Objektif Media memegang peran penting dalam membangun kesadaran masyarakat. Sayangnya, sebagian media masih sibuk menjadi alat propaganda elite politik. Media harus kembali ke fungsinya sebagai pengawas demokrasi, menyuarakan kebenaran, dan memberikan ruang bagi diskusi yang sehat.Â
5. Tingkatkan Partisipasi Rakyat Demokrasi yang berkualitas memerlukan rakyat yang aktif, bukan pasif. Partisipasi rakyat tidak berhenti di tempat pemungutan suara; mereka harus terus mengawal kebijakan dan mempertanyakan janji yang pernah diucapkan pemimpin mereka.Â
Kisah di Korea Selatan adalah pengingat bahwa demokrasi sejati lahir dari keberanian rakyat untuk peduli dan bertindak. Indonesia memiliki potensi untuk mewujudkan demokrasi yang lebih matang, tetapi itu hanya bisa terjadi jika kita semua berkomitmen untuk terlibat secara kritis dan aktif. Demokrasi bukan milik elite politik; ia adalah milik rakyat, dan kita punya tanggung jawab untuk menjaganya tetap hidup dan relevan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H