Mitigasi risiko adalah elemen terakhir yang harus diperhatikan dalam persiapan aksi. Hal ini mencakup antisipasi terhadap potensi konflik dengan pihak keamanan, menjaga ketertiban aksi, hingga memastikan keamanan fisik dan hukum para peserta. Tim keamanan, teklap (teknisi lapangan), dan medis harus bekerja sama dalam merespons situasi-situasi darurat yang mungkin terjadi.Â
Setelah aksi berlangsung, evaluasi menyeluruh perlu dilakukan untuk menilai keberhasilan aksi dan memperbaiki kekurangan dalam pelaksanaan di lapangan. Dengan perencanaan yang matang dan koordinasi yang solid di antara seluruh elemen, gerakan aksi dapat berjalan lancar dan mencapai tujuannya dengan efektif. Namun, apabila terjadi sesuatu yang diinginkan, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dapat membantu mahasiswa dalam proses mencari solusi maupun membantu memberikan keadilan bagi mahasiswa yang tertangkap.Â
Seluruh rangkaian yang telah disebutkan di atas pada intinya mempersiapkan mahasiswa dalam 'bertempur' ketika aksi. Tak dapat dipungkiri bahwa di lapangan, terdapat provokator maupun anarko yang bisa menjadi 'biang kerok' dari disintegrasi dalam aksi. Hal ini dapat berpotensi menggagalkan tujuan semula dari aksi yang dilakukan. Oleh sebab itu, penting untuk memahami peran masing-masing perangkat aksi dan menyususun strategi yang matang agar suatu aksi dapat mencapai 'kemenangan'.Â
Dampak Mahasiswa Turun ke Jalan
Sejarah telah mencatat bagaimana suara dari mahasiswa dan rakyat mampu mengguncangkan tahta perpolitikan di Indonesia. Guncangan paling hebat yang dilakukan mahasiswa ketika turun aksi agaknya tercetak jelas pada peristiwa "Gerakan Mahasiswa 1988". Gerakan ini menjadi pelopor jalan menuju demokrasi dan berhasil menggulingkan rezim Orde Baru. Apabila ditelusuri lebih jauh, terdapat banyak napak tilas perjuangan mahasiswa dalam aksi pergerakan.Â
Dapat dikatakan bahwa turun aksi bukanlah sia-sia semata. Mahasiswa memperkuat kobaran semangat juang dalam menuntut keadilan terhadap negeri ini. Apabila tidak turun ke jalan, bagaimana politikus di atas singgasananya 'melirik' rakyatnya? Agaknya, di puncak sana tidak terlalu terdengar suara jeritan rakyat. Maka dari itu, dampak gerakan mahasiswa dan rakyat sangatlah signifikan demi dalam menata kembali Indonesia di bawah kondisi 'gawat darurat'.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H