Mohon tunggu...
Dian Dhie
Dian Dhie Mohon Tunggu... Novelis - Guru TK, Penulis dan Pembaca

Suka menulis dan berteman dengan anak-anak usia dini. Membaca banyak hal yang menarik.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

"A Moment To Decide - Oppa Meets Santri K-Pop" (Part 4)

30 Oktober 2022   13:35 Diperbarui: 30 Oktober 2022   13:54 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang santri perempuan berjilbab putih dan memakai gamis putih berlari-lari sambil membawa bingkisan plastik hitam. Wajahnya cerah ceria. Kali ini Ustadz Agus teralihkan. Ia memandang sejenak, menghela napas panjang, dan kembali fokus mengajar.

Riana, salah satu santri di pondok itu berlari menuju teman-temannya di perpustakaan pondok. Rani dan Anisa sedang cekikikan membaca sebuah buku dewasa di pojok ruangan. Riana bergegas menghampiri kedua temannya.

"Whoa!!!" Riana mengejutkan kedua temannya.

Anisa dan Rani terburu-buru menutup buku mereka. Keduanya mengelus dada karena terkejut. Riana menertawakan kedua temannya.

"Bisa tidak sih, kau tidak usah mengejutkan begitu?" omel Rani.

Riana cengengesan. "Kalian tahu tidak, tadi aku bertemu siapa?"

"Mana kutahu?" jawab Anisa.

"Aku bertemu artis Korea!" Riana bersemangat.

Rani dan Anisa berpandangan, lalu mencibir Riana bersamaan.

"Aku serius!" Riana meyakinkan. "Dia naik mobil bagus warna hitam. Dia nyaris menabrakku."

Anisa dan Rani tertawa.

"Itu artinya dia tidak menyukaimu, dia bahkan ingin mencelakaimu," kata Rani.

"Bukan itu ... tapi, dia sangat keren. Sangat tampan!" Riana membelah posisi kedua temannya.

"Dia bicara kepadamu?" tanya Anisa.

Riana mengangguk. "Dia minta maaf dan menanyakan apa aku baik-baik saja."

"Dengan bahasa Korea atau Inggris?" selidik Rani.

"Indonesia," jawab Riana.

Kedua temannya kembali tertawa.

"Kenapa?" Riana bingung.

"Itu artinya kau hanya mimpi. Mana mungkin artis Korea ke kampung kita? Apa lagi berbahasa Indonesia?" ledek Rani.

"Aku tidak bohong." Riana manyun.

"Ah, sudah. Apa kau sudah membelinya?" potong Anisa.

"Ah! Ada!" Riana menyodorkan bungkusan plastik hitamnya. "SUPER JUNIOR!"

Anisa merebut dan membukanya. "Whoa! Keren!"

"Apa drama Koreanya juga ada?" Tanya Rani.

"Ada. Yang terbaru!"

"Nah, ayo cepat kita lihat!" Anisa berdiri diikuti kedua temannya.

"Kita harus menontonnya di kamar dari laptopmu!" seru Rani.

Mereka lalu pergi ke kamarnya. Mereka berlarian keluar perpustakaan dan melewati masjid tempat Ustadz Agus mengajar.

"Sst! Sst!" Rani menghentikan kedua temannya.

"Ada apa?" tanya Anisa.

"Lihat pujaan hati Riana itu!" Rani menunjuk Ustadz Agus yang sedang mengeja ayat mengajar mengaji.

"Ouwh," ledek Anisa dan Rani.


"Kalian ini bicara apa?" Riana merebut plastiknya, lalu pergi duluan.

Setelah Riana pergi, Ustadz Agus melirik mereka. Ketiga murid mualafnya sedang membelakangi mereka. Ustadz Agus kembali melanjutkan pelajaran.

Riana anak ketiga dari empat bersaudara, anak dari Ustadz Ahmad, guru ilmu fikih di ponpes itu. Riana dan Rani adalah teman dekat sejak kecil. Mereka penggemar K-pop, meski secara diam-diam. Anisa anak orang kaya, Rani dan Riana orang sederhana. Anisa bahkan suka membaca komik dan novel dewasa dan membuat Riana geli untuk membaca. Anisa baru bergabung dengan mereka dan masuk pesantren sejak lulus SMP.

Riana dan kedua temannya sama-sama merasa kehilangan masa remajanya karena orang tua yang otoriter. Pada malam minggu, Rani dan Anisa pergi ke diskotik atau bioskop diam-diam dan melepas jilbab mereka. Riana tidak bisa ikut karena harus mengajar anak-anak kecil mengaji. Itu membuatnya tidak bisa melihat dunia luar. Ia bahkan tidak diizinkan sekolah tinggi hanya karena seorang perempuan dan ketidakmampuan keluarganya secara ekonomi. Riana sangat pandai di kelasnya. Dia pandai bahasa asing dan beberapa pelajaran agama, kecuali bahasa Arab dan hafalan. Tapi ia jago menghapal lagu SUPER JUNIOR.

Bersambung ke Part 5

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun