"Kalian ini bicara apa?" Riana merebut plastiknya, lalu pergi duluan.
Setelah Riana pergi, Ustadz Agus melirik mereka. Ketiga murid mualafnya sedang membelakangi mereka. Ustadz Agus kembali melanjutkan pelajaran.
Riana anak ketiga dari empat bersaudara, anak dari Ustadz Ahmad, guru ilmu fikih di ponpes itu. Riana dan Rani adalah teman dekat sejak kecil. Mereka penggemar K-pop, meski secara diam-diam. Anisa anak orang kaya, Rani dan Riana orang sederhana. Anisa bahkan suka membaca komik dan novel dewasa dan membuat Riana geli untuk membaca. Anisa baru bergabung dengan mereka dan masuk pesantren sejak lulus SMP.
Riana dan kedua temannya sama-sama merasa kehilangan masa remajanya karena orang tua yang otoriter. Pada malam minggu, Rani dan Anisa pergi ke diskotik atau bioskop diam-diam dan melepas jilbab mereka. Riana tidak bisa ikut karena harus mengajar anak-anak kecil mengaji. Itu membuatnya tidak bisa melihat dunia luar. Ia bahkan tidak diizinkan sekolah tinggi hanya karena seorang perempuan dan ketidakmampuan keluarganya secara ekonomi. Riana sangat pandai di kelasnya. Dia pandai bahasa asing dan beberapa pelajaran agama, kecuali bahasa Arab dan hafalan. Tapi ia jago menghapal lagu SUPER JUNIOR.
Bersambung ke Part 5
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H