Mohon tunggu...
Diana Ratri
Diana Ratri Mohon Tunggu... Psikolog - Praktisi Psikologi Industri dan Organisasi yang menekuni bidang pengembangan karier

Psikolog Bidang Industri dan Organisasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Siapkah Memberikan Kesempatan Kedua Setelah Pengkhianatan?

9 September 2020   07:52 Diperbarui: 9 September 2020   12:18 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan mengabaikan apa yang sedang terjadi
Hal yang lebih berbahaya daripada menahan emosi adalah mengabaikannya. Jika hal ini dilakukan, maka kita akan semakin kesulitan untuk membangun kembali kepercayaan. Kita tidak akan pernah menyelesaikan masalah yang mendasar dalam hubungan yang telah dibangun.

Hal ini juga bukan berarti bahwa kita menyalahkan diri kita dengan hal-hal yang telah terjadi. Penyelesaian masalah hingga hal yang paling mendasar akan membuat hubungan kita menjadi jutaan kali lebih kuat.

Mengetahui masalah yang mendasar juga membuat kita semakin paham apakah hubungan kita layak dipertahankan atau diakhiri. Jika pasangan menitikberatkan kesalahan pada diri kita, maka kemungkinan besar bahwa tidak ada gunanya lagi untuk memperjuangkan hubungan tersebut.

Hindari menjadi mata-mata untuk pasangan kita
Beberapa pasangan membuat kesalahan dengan berpikir bahwa membangun kepercayan dapat dilakukan dengan melihat dan mengetahui setiap kegiatan yang dilakukan pasangan. Sangat menggoda memang untuk melakukan hal ini di masa-masa hancurnya kepercayaan kita terhadap pasangan. Hentikan!!

Hal tersebut justru akan menghancurkan kepercayaan dalam jangka panjang. Memeriksa ponsel pasangan hinga puluhan kali, melacaknya, atau perilaku lain sebagai pengawasan bukanlah langkah yang tepat untuk membangun kepercayaan. Hal itu justru mengingatkan kepada pasangan kita bahwa sebetulnya kita tidak mempercayai mereka.

Fokuslah pada saat ini dan berorientasi pada masa depan
Sesaat setelah kita dikhianati, maka tak mudah bagi kita untuk menjalani rutinitas. Kita akan mudah teringat dengan bayangan masa lalu maupun pengkhianatan yang terjadi.

Bisa jadi kita memikirkan kejadian tersebut terus menerus dan menyesali diri setelah pengkhianatan yang terjadi. Namun, bukan demikian caranya jika kita akan membangun kembali kepercayaan setelah pengkhinatan.

Untuk membangun kembali kepercayaan maka kita perlu melakukan usaha terbaik untuk fokus ada hari ini dan masa depan. Daripada memikirkan hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah pengkhinatan, fokuslah pada saat ini dan masa depan dengan hal-hal yang dapat memperkuat hubungan kita.

Lakukanlah konseling jika diperlukan
Salah satu solusi praktis untuk membangun kembali kepercayaan adalah dengan melakukan konseling. Kadang-kadang kita membutuhkan pihak ketiga untuk membantu menemukan cara mengembalikan hubungan agar kembali pada jalurnya.

Kadang-kadang membicarakan dengan keluarga maupun teman cukup membantu. Sebaliknya, tak jarang mereka justru mengakhiri dengan pengaruh negatif. Hal ini mungkin terjadi karena mereka sangat menyayangi kita dan tidak mau kita terlukai.

Oleh karena itu, mereka memiliki bias saat memberikan saran kepada kita. Selain membuat kita merasa didengarkan oleh seseorang selain pasangan kita, beberapa pasangan juga melakukan konseling untuk membangun hubungan yang sehat dan bahagia. Tidak perlu malu untuk menemui seorang profesional karena konseling bukanlah sesuatu yang tabu untuk dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun