Mohon tunggu...
Diana Nabilah
Diana Nabilah Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar

Belajar menulis dengan menghimpun ekspresi melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Keheningannya

26 Juni 2024   18:39 Diperbarui: 26 Juni 2024   18:44 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keheningannya

Anak kecil itu kini sudah beranjak dewasa,
sosoknya tampak tenang dan baik-baik saja.
Namun siapa yang pernah mengira,
bahwa ia takut akan dunia.
 
Dia sendiri tak ingin menjadi penakut,
banyak hal yang dilakukan melawan ketakutan itu.
Meski tak mudah dan akan memerlukan waktu,
dia terus berusaha untuk menjadi lebih baik.

Tiada yang pernah mengerti suara hatinya,
diamnya seribu bahasa ternyata ada sebabnya.
Dia tumbuh di tengah-tengah orang yang kaku,
dengan dikte-dikte yang memaksanya patuh.

Ketegaran yang selama ini ia tunjukkan itu semu,
meski ia tampak kuat, ternyata ia menyimpan banyak lara.
Luka yang selama ini ia sembunyikan,
ia simpan dalam keheningan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun