Istilah kewirausahaan berasal dari kata "wirausaha," yang merupakan gabungan dari dua kata: "wira" yang berarti pahlawan atau perwira, dan "usaha" yang berarti perbuatan atau prakarsa. Berdasarkan instruksi presiden No.4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan (GNMMK), kewirausahaan didefinisikan sebagai semangat, sikap, dan kemampuan seseorang dalam menjalankan usaha yang menghasilkan kerja, teknologi baru, dan produk dengan efisiensi serta pelayanan yang lebih baik.
Menurut Wennekers & De Jong (2008), kewirausahaan melibatkan risiko dalam menjalankan bisnis sendiri, menangkap peluang, dan menggunakan pendekatan inovatif. Konsep kunci dalam kewirausahaan mencakup pengambilan risiko, operasional bisnis baru, dan kemandirian. Baldacchino & Bertram (2009) menambahkan bahwa kewirausahaan mencakup keterampilan kreatif dan inovatif yang penting untuk menemukan peluang sukses. Kreativitas menjadi pendorong utama bagi wirausahawan untuk berinovasi dalam bisnis mereka.
Kewirausahaan juga dipandang sebagai proses dinamis dalam menciptakan nilai tambah bagi barang dan jasa. Ide-ide dari pengusaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan pasar. Untuk menilai peluang bisnis, wirausahawan harus mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko yang mungkin muncul, yang mencakup risiko pasar, finansial, dan teknis.
Karakteristik wirausahawan sering meliputi tanggung jawab atas konsekuensi perusahaan, kemampuan untuk mengelola risiko, keyakinan pada kemampuan sendiri, keinginan untuk mendapatkan umpan balik, energi tinggi, kepekaan terhadap peluang, keterampilan organisasi, dan motivasi untuk mencapai prestasi yang lebih dari sekadar keuntungan finansial. Wirausahawan tertarik pada apa yang mereka lakukan, lebih dari sekadar menghasilkan uang, dan mereka berfokus pada pencapaian tujuan yang lebih besar.
Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan
Kewirausahaan dapat dikembangkan melalui beberapa cara:
1. Pendidikan Formal : Sekolah menengah dan perguruan tinggi kini menawarkan program atau kursus kewirausahaan.
2. Seminar Kewirausahaan : Seminar yang diadakan oleh profesional dan praktisi kewirausahaan membantu membangun semangat kewirausahaan.
3. Pelatihan : Simulasi bisnis yang dilakukan dalam pelatihan, baik di dalam maupun luar ruangan, menguji dan meningkatkan keberanian serta ketangguhan kita terhadap perubahan lingkungan.
4. Pembelajaran Mandiri : Belajar secara otodidak melalui berbagai media, seperti kisah sukses wirausaha, televisi, radio, dan media cetak.
Keuntungan dan Kelemahan Menjadi Wirausahawan
Menjadi wirausahawan memiliki berbagai keuntungan, antara lain:
1. Peluang untuk mencapai tujuan pribadi.
2. Kesempatan untuk menampilkan potensi diri secara maksimal.
3. Peluang meraih keuntungan yang besar.
4. Dapat memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.
5. Memiliki kesempatan untuk menjadi bos bagi diri sendiri.
Namun, ada juga beberapa kekurangan:
1. Penghasilan yang tidak pasti dan risiko yang harus dihadapi.
2. Memerlukan kerja keras dan waktu yang lebih lama.
3. Kualitas hidup mungkin rendah pada tahap awal usaha.
4. Tanggung jawab yang besar dalam pengambilan keputusan.
Memulai Bisnis
Dalam memulai bisnis, ada dua pendekatan utama:
1. Pendekatan Dari Dalam ke Luar : Berfokus pada ide sebagai kunci kesuksesan bisnis.
2. Pendekatan Bottom-Up : Menanggapi atau menciptakan kebutuhan pasar.
Pendatang baru dalam pasar memiliki keuntungan dalam menggali kebutuhan pelanggan dan menciptakan daya saing dengan mematuhi aturan yang berlaku. Kreativitas juga penting untuk menemukan cara baru dalam berbisnis.
Langkah-langkah Strategi Memulai Bisnis
Ada beberapa langkah dan strategi yang harus diambil oleh pemula:
1. Memahami karakteristik individu pendiri.
2. Menganalisis atribut dan lingkungan ekonomi.
3. Mengkaji bisnis dan lingkungan ekonomi.
Faktor-faktor ini terkait dengan cara pendiri memimpin, merencanakan, dan memahami dinamika lingkungan usaha serta pengelolaan biaya dan sumber daya manusia. Untuk menghindari kegagalan, wirausahawan perlu melakukan hal-hal berikut:
1. Analisis lingkungan eksternal dan internal (SWOT).
2. Analisis persaingan (Strategi Porter).
3. Mempekerjakan karyawan berkualitas.
4. Mengontrol arus kas dan mengelola modal investasi dengan efisien.
5. Mempertahankan tim yang solid dan semangat tinggi.
Bisnis dalam Islam
Bisnis dalam Islam adalah kegiatan terorganisir yang melibatkan pengelolaan aset untuk menghasilkan produk. Etimologis, bisnis berarti aktivitas individu atau kelompok untuk mencari keuntungan. Dalam Al-Qur'an, konsep berbisnis mencakup istilah seperti al-Tijarah (perdagangan) dan al-bai'u (penjualan). Perdagangan yang dianjurkan adalah yang sesuai dengan ajaran Al-Qur'an dan hadits, di mana jual beli harus saling menguntungkan dan transparan. Transaksi harus dilakukan dengan kerelaan kedua pihak, kejujuran, dan penggunaan harta yang diperoleh dengan bijak. Dalam surat Al-Baqarah ayat 275, dijelaskan tentang jual beli yang halal dan larangan mengambil keuntungan berlebihan (riba).
Keuntungan dan Kerugian dalam Berbisnis/Wirausaha
Keuntungan dari berbisnis mencakup kemampuan untuk meningkatkan laba yang diharapkan---semakin aktif dan banyak waktu yang diinvestasikan, semakin besar potensi keuntungan. Ini juga melatih intuisi bisnis dan meningkatkan tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, dan masyarakat, serta memberi wewenang dalam mengatur pegawai. Di sisi lain, kewirausahaan membawa tanggung jawab utama untuk kelangsungan usaha, menjaga hubungan baik dengan pihak terkait, serta menanggung risiko kerugian dan pengorbanan waktu. Banyak orang enggan mengambil risiko ini dan lebih memilih bekerja untuk orang lain, di mana mereka tidak bertanggung jawab atas kerugian dan memiliki jadwal kerja yang lebih teratur.
Kesuksesan Usaha
Kesuksesan suatu usaha dipengaruhi oleh kerja keras, motivasi, tingkat pendidikan, dan pengetahuan. Pengalaman tidak menjamin keberhasilan, dan modal tidak selalu harus berupa uang; motivasi, keterampilan, dan keinginan juga penting. Ada delapan langkah kunci untuk mencapai keberhasilan:
1. Kesediaan untuk bekerja keras.
2. Kemampuan berkolaborasi.
3. Penampilan yang baik.
4. Rasa percaya diri.
5. Kemampuan membuat keputusan yang tepat.
6. Keinginan untuk menambah pengetahuan.
7. Ambisi untuk maju.
Sebuah usaha dikatakan berhasil jika dikelola secara konsisten, tanpa meninggalkan tanggung jawab, untuk menghindari kerugian seperti kehilangan waktu dan biaya. Penting untuk menetapkan prioritas kegiatan agar usaha berjalan lancar. Wirausahawan harus memiliki semangat dan ketekunan, serta memisahkan keuangan usaha dari keuangan pribadi untuk pengelolaan yang lebih baik dan membangun kepercayaan konsumen.
Cara Memasuki Dunia Usaha
Ada tiga cara untuk memulai bisnis:
1. Memulai Usaha Baru : Mendirikan usaha dengan modal, ide, organisasi, dan manajemen sendiri, baik itu usaha baru atau modifikasi usaha yang sudah ada dengan memberikan nilai tambah.
2. Membeli Perusahaan : Mengakuisisi perusahaan yang sudah beroperasi untuk pengembangan lebih lanjut.
3. Kerjasama Manajemen atau Franchising : Menjalin kemitraan dengan perusahaan besar untuk menjalankan usaha berdasarkan perjanjian jual beli hak monopoli.
Sumber: https://jurnal.syntaximperatif.co.id/index.php/syntax-imperatif/article/download/164/192/743
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H