Gagasan untuk membedakan melalui minat adalah untuk menghubungkan murid agar menjaga minat mereka. Dengan menjaga minat murid tetap tinggi diharapkan dapat meningkatkan kinerja murid. Pembelajaran berbasis minat seharusnya tidak hanya dapat menarik dan memperluas minat murid yang sudah ada, tetapi juga dapat membantu mereka menemukan minat baru.
Berikutnya adalah Profil Belajar. Tujuan dari mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien. Profil belajar terkait dengan banyak faktor, diantaranya; preferensi terhadap lingkungan belajar, pengaruh budaya, preferensi gaya belajar, dan preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk (multiple intellegences).
Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan mengingat informasi baru. Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu:
- Visual: belajar dengan melihat (berupa gambar, diagram, powerpoint, catatan, peta, graphic organizer)
- Auditori: belajar dengan mendengar (penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat saat diskusi, mendengarkan musik)
- Kinestetik: belajar sambil melakukan (bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).
Dari penjelasan di atas dengan jelas bahwa pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal dengan menggunakan beberapa cara seperti contoh berikut.
- Mengamati perilaku murid
- Mencari tahu pengetahuan awal murid
- Melakukan penilaian dan mencatat kebutuhannya
- Mendiskusikan kebutuhan murid dengan orang tua atau wali
- Mengamati murid saat beraktivitas
- Bertanya atau mendiskusikan permasalahan dengan murid
- Membaca rapor murid dan melihat komentar dari guru sebelumnya
- Berbicara dengan guru murid sebelumnya
- Dll.
Kaitan antara materi dalam modul ini dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak.
Berdasarkan pemikiran  Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah menuntun anak sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman dengan berpihak pada anak sesuai dengan perkembangan minat, bakat dan potensi yang dimiliki anak. Hal ini berkaitan erat dengan pembelajaran berdiferensiasi yang bertujuan memberikan pembelajaran kepada anak dengan cara memetakan kebutuhan murid sesuai dengan kesiapan belajar (readiness) anak, minat anak, dan profil belajar anak.
Kaitan dengan nilai dan peran guru penggerak dengan pembelajaran berdiferensasi adalah bahwa pembelajaran berdiferensiasi dapat mewujudkan merdeka belajar apabila guru penggerak memiliki nilai dan peran guru penggerak. Nilai guru penggerak meliputi; berpihak kepada murid, kolaboratif, mandiri, kreatif, reflektif, dan inovatif. Sedangkan peran guru penggerak yaitu mampu menjadi pemimpin pembelajaran, mampu menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, dan mewujudkan kepemimpinan murid.
Kaitan pembelajaran berdiferensiasi dengan visi guru penggerak yaitu seorang guru penggerak tentunya memiliki visi untuk mewujudkan merdeka belajar sesuai dengan dimensi profil pelajar Pancasila yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, kreatif, dan bernalar kritis. Dengan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi guru bisa menyesuaikan kebutuhan belajar murid berdasarkan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar. Untuk menciptakan pembelajaran berdiferensiasi guru penggerak harus mampu berkolaborasi dan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki oleh sekolah sehingga mampu mendukung terwujudnya visi dan mendukung perkembangan murid berdasarkan pemetaan kebutuhan murid.
Kaitan pembelajaran berdiferensiasi dengan Budaya Positif yaitu budaya positif merupakan perwujudan dari nilai-nilai atau keyaiknan universal yang diterapkan di sekolah. Lingkungan belajar yang mendukung diferensiasi dibangun dengan menerapkan budaya positif, yaitu:
- Komunitas belajar setiap orang di kelas akan menyambut dan merasa disambut oleh orang lain.
- Setiap orang di dalam kelas saling menghargai
- Murid merasa aman, menciptakan murid berani dalam mengemukakan pendapat
- Ada haapan bagi pertumbuhan yang diunjukkan murid
- Guru mengajak murid untuk mencapai kesuksesan, pengalaman belajar, mendorong murid lebih cpat, seikit melampaui apa yang telah dikuasainya, guru memberikan dukungan sehingga murid tidak merasa frustasi.
- Adanya bentuk keadilan dalam bentuk nyata. Semua murid berhap mendapat perlakuan yang sama di dalam kelas.
- Guru berkolaborasi dengan murid untuk mencapai pertumbuhan dan kesuksesan bersama, adanya tanggung jawab masing-masing agar tercipta kelas yang efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H