Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid paling tidak berdasarkan 3 aspek.
Ketiga aspek tersebut adalah:
- Kesiapan belajar (readiness) murid
- Minat murid
- Profil belajar murid
Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka dan memberikan mereka tantangan, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai.
Tomlinson (2001 : 46) mengatakan bahwa merancang pembelajaran mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Tombol-tombol equalizer tersebut menggambarkan perspekftif yang dapat kita gunakan untuk menentukan tingkat kesiapan belajar murid.
Terdapat 9 contoh perspektif yang terdapat dalam equalizer Tomlinson tersebut, yaitu:
- Bersifat mendasar -- bersifat transformative
- Konkrit -- abstrak
- Sederhana -- kompleks (rumit)
- Sedikit mengandung fakta -- multi fakta
- Menjangkau dengan lompatan kecil -- menjangkau dengan lompatan luar biasa
- Terstruktur -- terbuka
- Masalah terdefinisi jelas -- masalah kabur (tidak jelas)
- Â Tergantung -- mandiri
- Berpikir lambat -- berpikir cepat
Kesiapan belajar murid bukanlah tentang tingkat intelektualitas (IQ), tapi lebih kepada informasi tentang apakah pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki murid saat ini akan sesuai dengan keterampilan atau pengetahuan baru yang akan diajarkan. Tujuan melakukan identifikasi atau pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar (readiness) adalah untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya (Joseph, Thomas, Simonette & Ramsook, 2003 : 29)
Berikutnya adalah minat murid. Minat adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Minat sebenarnya dapat kita dalam 2 perspektif, yaitu minat situasional dan minat individu.
Minat situasional merupakan keadaan psikologis yang dicirikan oleh peningkatan perhatian, upaya dan pengaruh, yang dialami pada saat tertentu. Misalkan seorang anak bisa saja tertarik saat gurunya berbicara tentang hewan meskipun sebenarnya ia tidak menyukai topik hewan tersebut, karena gurunya berbicara dengan cara menghibur, menarik, dan menggunakan alat bantu visual. Sedangkan minat individu merupakan sebuah kecenderungan untuk terlibat dalam jangka waktu lama dengan objek atau topik tertentu. Seorang anak yang memiliki minat terhadap hewan maka ia akan tetap tertarik untuk belajar tentang hewan meskipun guru tidak membawakannya dengan cara menarik atau menghibur.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk menarik minat murid, diantaranya:
- Menciptakan situasi pembelajaran yang menarik perhatian murid
- Menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat individu murid
- Mengkomunikasikan nilai manfaat dari apa yang dipelajari murid
- Menciptakan kesempatan belajar dimana murid dapat memecahkan persoalan.