Kesepuluh, harus meninggalkan pergaulannya, karena meninggalkannya(p itu lebih penting dilakukan bagi perncari ilmu, apalagi bergaul dengan lawan jenis khususnuya jika terlalu banyak bermain dan sedikit menggunakan akal fikiran, karena watak dari manusia adalah banyak mencuri kesempatan . bahaya dari 30 pergaulan adalah menyia-nyiakan umur tanpa guna dan berakibat hilangnya agamanya, takut kepada Allah, wira'I, bersih hatinya, banyak berbuat kebaikan, sedikit berbuat kejelekan, memiliki harga diri yang baik, sedikit perselisihannya . jika ia lupa, maka temannya mengingatkan, dan bila ia ingat, maka berarti temannya telah menolongnya
Halaman 29 :
Bab III tentang Akhlak Seorang Pelajar Terhadap GurunyaÂ
Akhlak orang yang menuntut ilmu ketika bersama-sama dengan gurunya itu ada dua belas macam budi pekerti, yaitu : pertama, ia harus mempertimbangkan kepada siapa ia harus menuntut ilmu. Kemudian melakukan shalat istikharah (meminta petunjuk kepada Allah swt). Jika dia seorang pelajar, maka hendaklah memilih guru yang sesuai dengan bidangnya, mempunyai sifat kasih sayang, menjaga etika,menjaga diri dari suatu perbuatan yang bisa merendahkan martabat seorang guru. Iya juga harus mempunyai metode yang bagus dalam pengajarannya dan dalam pemahamannya. Diriwayatkan oleh sebagian ulama salaf. Ilmu ini adalah agama, dan perhatikanlah dari siapa kalian yang mengambil atau belajar agama kalian
Kedua, bersungguh-sungguhlah dalam mencari seorang guru. Ia(guru) termasuk orang yang mempunyai perhatian yang khusus terhadap ilmu syariat dan juga termasuk orang yang dapat dipercaya (menepati janji) oleh gurunya pada masa lalu(yang terdahulu). Yang sering membahas diskusi sehingga lamanya pertemuan. Bukan pula termasuk kedalam orang yang mengambil ilmu berdasarkan makna yang terkandung dalam sebuah teks dan tidak dikenal dengan guru-guru yang mempunya tingkat kecerdasan yang tinggi.  Imam kita As-Syai'i berkata "barang siapa yang mempelajari ilmu fiqih hanya untuk memahami makna-makna  yang tersurat saja, maka ia telah menyia-nyiakan beberapa hukum"
Ketiga, menurut gurunya terhadap dalam segala hal dan tidak keluar dari nasihat dan aturan-aturannya. Bahkan hendaknya suatu hubungan antara seorang guru dan muridnya itu ibaratkan pasien dengan dokter spesialis, sehingga ia (pasien) meminta resep sesuai dengan anjuran yang diberikan dan selalu berusaha sekuat tenaganya untuk memperoleh ridhonya terhadap apa yang ia lakukan dan bersungguh-sungguh dalam memberikan penghormatan kepadanya dan mendekatkan dirinya kepada Allah SWT dengan cara melayaninya. Hendaknya seorang pelajar itu tau bahwa merendahkan diri dihadapan gurunya itu merupakan suatu kemuliaan, ketundukan nya kepada gurunya adalah suatu kebanggan dan tawadhu dihadapannya akan mengangkatkan darajatnya.