"Engga engga. Aku ga mau. Lagian kita di sini kan mau cari tali penjerat S.Apa hubungannya sama kalung itu?"
"Seiya benar, Flow. Kita harus bawa kalung ini" Aku menengok Alfa yang sudah ada dibelakangku. Dia menyoroti kalung tersebut dengan senter ditangannya. Ruangan kini menjadi agak terang. Dan kalung tadi yang berubah hitam kini kembali ke warna semula.
"ini yang kita cari" tukas Alfa. Kami semua terkejut kecuali Seiya. Dia merasa senang karena Alfa ada dipihaknya.
"kalian bukannya lagi marahan ya?" tanyaku keheranan. Alfa dan Seiya mendadak saling membelakangi.
Bisa berada di gedung ini bukanlah keinginan kami. Tempat yang gelap. Lorong yang sempit. Sama sekali tidak pernah kepikiran mau ke tempat seperti itu. Hanya karena ibu sahabat kami Sonia sakit keras. Kami membantunya mencari penyembuhnya. Namun yang membuatku heran kenapa obatnya justru sebuah tali penjerat? Kan obat itu cuma ada tablet, kapsul dan sirup. Tali penjerat? Apa maksudnya?
"ibuku kena sihir bernama stress. Sejak ayahku meninggal dia jadi suka merenung dan tidak mau makan. Tapi jika pagi tiba ibuku justru berubah ceria. Dengan semangat dia menyiapkan sarapan untukku dan almarhum ayah. Lalu setiap pukul delapan pagi. Ibuku kembali merenung di kamarnya sampai keesokan harinya. Hal ini sudah berlangsung lama. Aku sudah coba bawa ibuku ke banyak psikiater. Semua obat dan saran dokter sudah ku coba. Tidak ada perubahan" Sonia menunduk sedih saat dia bercerita padaku.
Sampai suatu ketika saat aku dan Sonia tengah berjalan dia tersandung batu dan jatuh di kaki seorang pengemis.
"apa kau mau menyelamatkan ibumu, gadis kecil?" Sonia kaget juga bingung. Dia berdiri dan menatap mata si pengemis.
"carilah sebuah tali penjerat bernama S. Lalu kalungkan di leher ibumu" belum selesai informasi yang diberikan, si pengemis menghilan. Sonia merasa apa yang dikatakan pengemis adalah obat untuk ibunya. Soniapun segera sibuk menyiapkan diri mencari tali penjerat itu. Dia berusaha mencari informasi tambahan tentang kalung penjerat dan ya sekarang kami di sini di gedung paling gelap yang pernah kami singgahi.
"waktu kamu ikut bersamaku kamu ingatkan dia ngomong apa Flow. Dia bilang kalungkan di leher ibumu. Berarti ini kan benda yang dimaksud" Sonia memastikan ingatanku. Seingatku sih iya si pengemis bilang begitu. Tapi kalau kita bawa kalung ini pulang apa kita akan bisa keluar dengan selamat dari tempat ini?
"tapi sonia. Ini kalung aneh lho. Kalung ini sudah melukai leher Cindy. Bagaimana kalau justru melukai leher ibumu?" tanyaku. Sonia menggenggam kalung tersebut kuat. Sepertinya dia tak berniat melepaskannya.