Saya yakin para Kompasianer dan pembaca semua pernah merasakan terkabulnya suatu harapan karena kekuatan doa. Dalam Al Quran surat Ghafir ayat 60 Allah berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.”
Jadi sudah dijanjikan bahwa Allah itu akan mengabulkan setiap doa.
Dalam hadits disebutkan bahwa doa seorang muslim dikabulkan dalam tiga cara: (1) dikabulkan, (2) ditunda dan diselamatkan dari musibah sesuai dengan kadarnya, (3) disimpan untuk hari kiamat, jadi pahala untuknya.
Ada banyak doa saya yang dikabulkan, tapi ada satu yang sampai sekarang yang setiap mengingatnya masih membuat saya takjub, karena situasi dan kondisi saat itu, dalam kacamata manusia sangat tidak mungkin terjadi, tapi alhamdulillah saya mendapatkannya. Dan kisah ini kadang saya sharing ke saudara atau kawan yang sedang feeling down karena merasa dunia sedang menghimpitnya supaya tetap termotivasi untuk melangitkan doa.
Kejadiannya sudah lama sekali.
Sejak menikah, saya dan suami tak pernah menyisihkan dana untuk pergi haji. Boro-boro untuk pergi haji, buat dana daruratpun tidak ada. Setiap bulan uang gaji habis untuk hidup sehari-hari. Kami menikah muda, suami baru lulus kuliah dan masih dalam masa probation sedangkan saya masih di semester-semester akhir. Lalu anak-anak mulai hadir. Sudah sangat bersyukur kami tidak pernah berutang selain untuk KPR rumah kecil di daerah banjir dan mobil bekas yang kami pakai, tidak pernah dirawat di rumah sakit selain untuk persalinan, anak-anak sekolah di sekolah swasta yang cukup bagus dan tiap tahun bisa mudik ke Malang meski nebeng kakak ipar.
Menjelang usia 40 kami baru terfikir untuk pergi haji. Itu juga karena kakak ipar saya baru berangkat haji. Tapi untuk mendaftar dan membayar tanda jadi untuk dapat nomer antrepun tak sanggup.
Saya ingat ibu saya selalu berkata bahwa Allah Maha Kaya, mintalah apapun yang kau inginkan. Lalu mendengar kajian agar tidak segan-segan meminta kepada Allah SWT. Berdoalah sepenuh hati, perbanyak sholat malam, panjatkan doa di sepertiga malam terakhir. Dan terakhir, doa itu harus spesifik, harus detil.
Saya dan suami selalu berdoa. Doa saya sangat spesifik, saya minta ke Allah agar diberi kemudahan pergi haji dengan ONHPlus (istilah itu sekarang diganti menjadi haji khusus) sebelum usia saya 45. Saat itu usia saya baru 40, baru mulai mengenakan hijab, dan belum mahir membaca Al Quran.
Idul Adha tahun 2010, usia saya 44 tahun. Sepulang sholat ied, mendadak saja saya bilang ke suami, pak kita daftar haji yuk.
Saat itu saya ingat di tabungan mata uang asing kami hanya ada sekitar USD3000 (kurs waktu itu Rp 9000). Tidak mungkin cukup untuk biaya ONH Plus 2 orang, bahkan untuk kelas 4 orang/ kamar. Tapi suami mengiyakan dan kami langsung mulai cari info. Kakak ipar yang belum lama pergi haji menyarankan pakai agen mereka yang ternyata lebih ekonomis dibandingkan travel haji ternama lainnya.