Bagian 3 dari 3 tulisan
Hari-H BMW, Berlin Marathon, 29 September 2024.
Berlin Marathon ini bukan hanya ajang lari full marathon yang 42 km tapi ada juga lari 5K, inline skating dan handbiker. Kategori 5K dan in-line skating diadakan di hari Sabtu, 28 September. Hari Minggunya untuk handbiker, wheelchair dan pelari FM.
Peserta dari Indonesia menurut info berjumlah lebih dari 400 peserta. Urutan teratas tentunya Jerman, diikuti Amerika Serikat dengan 7.781 peserta, lalu Inggris dengan 4.034 dan Meksiko dengan 1.801 peserta.
Ada beberapa figur publik Indonesia ikut dalam gelaran ajang internasional ini, misalnya Raffi Ahmad dan Gisel.Â
Gelaran maraton akan diawali dengan Handbike atlet kategori elite pada pukul 8.50. Dilanjutkan dengan Wheelchair elite di jam 8.56, Handbike dan wheelchair umum di jam 8.59.
Pelari marathon dijadwalkan start mulai pukul 9.15 yang terbagi menjadi 4 wave.
Saya agak kuatir dengan kondisi suami yang tidak prima. Lelah perjalanan selama 18 jam dan perubahan hawa membuatnya agak flu dan batuk. Obat batuk yang kami bawa dari rumah sudah habis dan kami belum sempat membeli yang baru. Hanya bisa berdoa. Mudah-mudahan semua berjalan baik sesuai rencana.
Suhu pagi tadi turun ke 6 derajat. Brr.. jari-jari tangan terasa beku ketika saya keluar hotel menemani suami ke titik start. Garis start terletak sekitar 1km dari hotel kami.
Dari semua gang dan jalan kecil terlihat para peserta maraton berdatangan, ada yang sendiri atau berombongan. Ada yang mengenakan jas hujan, blanket aluminium, dan segala macam untuk menepis dingin.
Tanpa menunggu maraton dimulai saya langsung mencari jalan ke berapa spot yang akan dilintasi para pelari berbekal peta marathon course. Di situ dijelaskan lengkap jalur lari dan stasiun kereta terdekat.
Karena panjangnya lintasan maraton maka banyak skedul kendaraan umum terganggu. Kereta yang biasanya datang tiap 6 menit jadi mundur. Gerbong penuh berdesakan. Tapi tidak ada wajah kesal, semua bergembira.
Di setiap tempat yang saya datangi sepanjang tepi jalannya penuh dengan para suporter dan grup cheerleading dengan musik tabuh. Sungguh meriah.
Ajang maraton kelas dunia ini memang suatu daya tarik tersendiri dan menjadi hiburan bagi penduduk lokal dan asing.
Suami saya, di usianya yang ke 59, dengan kondisi badan yang tidak fit, akhirnya berhasil menyelesaikan virgin full marathonnya dengan catatan waktu 5:59:53. Alhamdulillah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H